Infeksi kuman klamidia tidak memunculkan gejala dan keluhan. Spiral termasuk salah satu pengundang risiko. KARENA kucing dapat menggugurkan kandungan, sebaiknya perempuan hamil jangan dekat dengan kucing. Nasihat kuno ini barangkali benar, bisa pula tidak. Namun, yang jelas, hewan peliharaan itu membawa berbagai kuman yang termasuk golongan Torch -- Taxoplasmose, Rubella, Cito-megali virus, dan Herpes simplex virus. Infeksi jenis kuman tadi memang dapat menyebabkan radang panggul. Penyakit ini, selain membahayakan kandungan, bahkan juga bisa menyebabkan kemandulan, karena berbagai mikroorganisme akan menyerang organ-organ reproduksi, seperti endometrium saluran telur, dan ovarium. Akibatnya, perempuan tidak bisa hamil. Atau bila ia hamil, janinnya akan tumbuh di luar kandungan, dan akhirnya mungkin keguguran. Sementara itu, kuman yang paling banyak menyebabkan penyakit radang panggul ini adalah Neisseria gonorrhoea dan Chlamydia trachomatis (klamidia). Keduanya ditularkan melalui hubungan seksual. Terhadap infeksi yang disebabkan gonorrhoea, hampir tidak ada masalah. Keluhannya diketahui jelas sehingga bisa segera ditangani. Tetapi infeksi klamidia -- seperti infeksi karena kuman Torch - malah tidak memunculkan gejala apa pun sehingga penderitanya justru tidak merasa tubuhnya dihinggapi klamidia. Padahal, tamu tidak diundang ini sangat patogen, dan bisa menyebabkan kerusakan berat pada saluran telur. Karena serangan klamidia lazimnya tidak mendatangkan gejala, si penderita tidak merasa terserang penyakit itu. Padahal, 70% perempuan yang tidak bisa hamil disebabkan infeksi yang berjalan tanpa didahului keluhan. Masalah ini diungkapkan dalam seminar "Diagnosis Dini dan Penatalaksanaan Infeksi Chlamydia" di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Selasa dua pekan silam. Infeksi klamidia barangkali belum banyak dipikirkan sebagai penyakit akibat hubungan seksual. Dahulu, kuman tersebut dikenal sebagai penyebab sakit mata trakom hingga bisa menimbulkan kebutaan. Namun, itu sudah dapat diatasi dengan baik. Klamidia, sekitar 1970, baru diketahui bisa menyebabkan radang panggul. Dan di Indonesia parasit itu dalam tiga tahun terakhir ini mulai diperhatikan sebagai penyebab kemandulan. Permintaan pemeriksaan klamidia di laboratorium mikrobiologi FK UI, tiga tahun lampau, hanya 38 orang. Tahun ini, tercatat 225 pemeriksaan. Hasilnya, 1988, yang positif terinfeksi 23 orang. Dan tahun ini naik menjadi 103 orang. "Pemeriksaan laboratorium akan sangat membantu menegakkan diagnosis," kata Suharno Josodiwondo. Sebab, menurut peneliti di Bagian Mikrobiologi FK UI ini, yang tampil sebagai pembicara dalam seminar pada hari itu, secara klinis tak ada gejala yang muncul akibat infeksi kuman klamidia. Menurut pembicara lain, yaitu Ali Baziad, dokter kebidanan di RS Cipto Mangunkusumo, Jakarta, penyakit yang dibawa klamidia memang terselubung. Meski merusakkan saluran telur, klamidia tidak menimbulkan rasa sakit apa pun. Dan kuman itu biasanya tak berdiri sendiri. Orang yang terinfeksi kuman tersebut biasanya juga terinfeksi kuman jenis Torch -- yang juga terbawa kucing. Memang, berbagai jenis parasit itu menggerogoti, tapi bukan seperti umumnya kuman yang biasanya menimbulkan rasa sakit. Kuman ini "hanya" menyebabkan perubahan kondisi medium dalam saluran telur. Perubahan sifat medium itu mengakibatkan sel telur dan sel sperma tidak dapat bertemu. Atau, kalaupun sel telur telah dibuahi, akhirnya rontok. Sebab, keadaan medium tidak cocok untuk perkembangannya. Tetapi infeksi itu tentu saja lebih mudah terjadi pada orang yang sering ganti pasangan. Bagi wanita yang lazim menukar partner seks, risiko terkena infeksi lebih besar sembilan kali dibanding yang berpasangan tetap. Perempuan yang kelewat higienis, yang sering mencuci vaginanya dengan spray khusus, juga berisiko tinggi. Pencucian dengan bahan khusus itu ternyata akan mengubah keasaman vagina sehingga melemahkan daya tahannya. Pemakaian alat kontrasepsi IUD (spiral) juga termasuk salah satu pengundang risiko. Penelitian di AS menunjukkan pemakai IUD mempunyai risiko 7 sampai 9 kali lebih besar kena radang panggul dibanding yang tak memakai IUD. Ini boleh jadi karena benang spiral yang tersisa akan dipakai menjadi jembatan penyeberangan bagi kuman, kemudian terus masuk dalam tubuh. Lain kalau menggunakan KB suntik. Hormon progesteron yang disuntikkan ke tubuh ternyata menghambat perkembangan mikroorganisme. Karena progesteron akan mengubah kondisi lendir mulut rahim sehingga jadi sulit dilalui mikroorganisme. Walau demikian, tak ada alasan untuk khawatir. Kuman klamidia dan sebangsanya gampang dibasmi. Mikroorganisme sangat sensitif terhadap beberapa antibiotik. Obat yang telah lama dikenal adalah tetrasiklin. Antibiotik ini diberikan selama satu sampai dua minggu -- tergantung dosis. Lalu pengobatannya dilakukan terhadap wanita dan pasangannya. Tapi obat ini banyak menimbulkan efek samping. Karena itu, clindamycin yang lebih banyak digunakan. Obat ini aman pula dipakai untuk ibu hamil. Di samping itu, yang perlu diperhatikan adalah pemeriksaan sedini mungkin. Walaupun begitu, untuk menyadari adanya rongrongan penyakit tersamar ini memang gampang-gampang susah. Toh itu tak berarti sama sekali tanpa patokan. "Kalau susah hamil padahal normal, atau berkali-kali keguguran, sebaiknya diperiksa apakah ada infeksi," ujar Ali Baziad. Anjurannya ini juga tertuju kepada perempuan yang pernah melahirkan anak cacat. Termasuk kepada mereka yang mendapatkan endometriosis, yaitu selaput lendir rahimnya tumbuh tidak pada tempatnya. G. Sugrahetty Dyan K.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini