Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Adenomiosis adalah kondisi ginekologi yang sering terjadi pada wanita, tetapi seringkali kurang dikenal dibandingkan dengan kondisi lain seperti endometriosis.
Kondisi ini terjadi ketika jaringan endometrium, lapisan dalam rahim yang biasanya membesar selama siklus menstruasi, tumbuh ke dalam dinding rahim.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Mengenal Adenomiosis
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dikutip dari Mayo Clinic, adenomiosis adalah kondisi di mana sel-sel endometrium tumbuh ke dalam dinding rahim (miometrium). Hal ini menyebabkan rahim membesar dua atau tiga kali lipat.
Adenomiosis berbeda dari endometriosis, di mana sel-sel endometrium tumbuh di luar rahim. Adenomiosis dapat mempengaruhi seluruh dinding rahim atau hanya sebagian.
Selama siklus menstruasi, area yang terkena mengalami perubahan yang mirip dengan yang terjadi pada endometrium, termasuk perdarahan. Akibatnya, adenomiosis seringkali disertai dengan gejala yang mirip dengan endometriosis.
Dikutip dari Cleveland Clinic, adenomiosis dapat menyebabkan nyeri haid, perdarahan menstruasi yang banyak atau berkepanjangan disertai pembekuan, dan nyeri perut atau panggul. Sekitar 2 persen hingga 5 persen remaja dengan siklus nyeri parah menderita adenomiosis.
Gejala Adenomiosis
Gejala adenomiosis dapat bervariasi, dan beberapa wanita mungkin tidak mengalami gejala apa pun. Namun, gejala yang umumnya terkait dengan adenomiosis meliputi:
- Nyeri haid (Dismenore)
- Pendarahan abnormal
- Nyeri selama hubungan seksual
- Pembengkakan rahim
- Gangguan siklus menstruasi
- Kembung atau rasa penuh di perut Anda (perut adenomiosis)
- Infertilitas
Penyebab dan faktor risiko adenomiosis
Para peneliti tidak mengetahui mengapa beberapa orang mengembangkan adenomiosis atau apa penyebabnya. Namun, beberapa penelitian menunjukkan hormon, genetika, atau peradangan/trauma mungkin berkontribusi terhadap adenomiosis.
Adenomiosis paling sering terjadi pada wanita dan orang AFAB yang berusia antara 40 dan 50 tahun, pernah melahirkan setidaknya satu kali, dan mengidap endometriosis.
Adenomiosis juga dapat terjadi pada orang yang pernah menjalani operasi rahim seperti pengangkatan fibroid rahim atau pelebaran dan kuretase. Namun, penyedia layanan kesehatan lebih sering mendiagnosis adenomiosis pada orang berusia 30-an yang mengalami pendarahan vagina tidak normal atau nyeri haid.