Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Spesialis bedah pediatri di Rumah Sakit Umum Pusat Nasional dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta, Kshetra Rinaldhy, menjelaskan salah satu penyebab bayi kuning adalah kelainan bawaan langka pada saluran empedu yang disebut kista duktus koledokus.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Itu penyakit bawaan yang bersifat kongenital karena terjadi pelebaran bentuk kistik pada duktus bilier pada saluran empedu. Semua orang punya empedu, dari anak punya saluran empedu. Pada proses pembentukan janin ada kelainan saat pertumbuhan, ini namanya kista duktus koledokus," katanya dalam diskusi daring pada Rabu, 14 Agustus 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ia menjelaskan secara fisiologis bayi bisa lahir dalam keadaan kulit menguning pada hari ketiga. Dalam keadaan normal, kulit bayi kuning dalam waktu satu minggu bisa hilang dengan terapi sinar biru atau rutin dijemur sinar matahari.
Pada bayi yang mengalami kelainan kista duktus koledokus, kulit yang menguning bertahan sampai dua minggu setelah kelahiran dan disertai gejala lain seperti benjolan pada perut kanan atas akibat pembesaran kista dan infeksi. Kshetra menjelaskan kelainan posisi saluran empedu dan pankreas pada janin membuat enzim pankreas masuk ke saluran empedu sehingga muncul kista, benjolan berisi cairan empedu.
"Sampai saat ini kita enggak tahu penyebabnya sehingga enggak bisa menyarankan apa yang harus dihindari atau ditambahkan. Jadi, murni kelainan bawaan pada saat proses pembentukan janin, yang penting bisa ditangani," ujarnya.
Deteksi dini dengan USG
Untuk mencegah keparahan kista pada saat bayi lahir, Kshetra mengatakan kista duktus koledokus dapat dideteksi dini dengan melakukan pemeriksaan USG fotomaternal lebih detail agar dokter bisa menemukan kista pada perut bayi. Menurutnya, pemeriksaan USG untuk mendeteksi kista bisa dilaksanakan saat kehamilan memasuki trimester ketiga.
Setelah bayi lahir, ia mengatakan kista duktus koledokus dapat ditangani dengan melakukan operasi kecil laparoskopi untuk mengangkat kista. Kshetra menyarankan operasi saat kista masih kecil demi mencegah komplikasi setelah dewasa. Dia mengatakan pengangkatan kista akan meningkatkan kualitas hidup anak dan meminimalkan risiko komplikasi lain seperti kerusakan hati setelah dewasa.
"Operasi pada saat kista kecil dan pasien lebih sehat jauh lebih mudah, operasi bisa laparoskopi, dengan sayatan kecil itu bisa kita angkat. Kalau dibiarkan lama, kista bisa membesar dan operasi jauh lebih susah karena sudah menempel dan enggak bisa diangkat bersih," paparnya.
Pilihan Editor: Waspadai Kelainan Hati bila Bayi Kuning Lebih dari 2 Minggu