Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta -Harga minyak goreng yang mahal dan sempat sulit didapatkan membuat masyarakat beralih menggunakan minyak goreng curah.
Minyak Goreng Curah
Minyak goreng curah merupakan minyak goreng sawit yang dijual kepada konsumen dalam kondisi tidak dikemas dan tidak memiliki label atau merek. Minyak curah ini ialah produk turunan minyak kelapa sawit yang tidak murni.
Minyak curah merupakan hasil dari minyak sawit yang sudah melalui tahap pemurnian, pemutihan, dan penghilangan bau. Umumnya minyak curah dikemas di dalam kantung plastik biasa dan tidak memiliki label atau merek.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Secara kualitas minyak goreng kemasan dengan minyak goreng curah berbeda karena minyak curah memiliki komponen asam lemak yang lebih tinggi sehingga asam lemak tersebut menyebabkan mudah rusaknya minyak curah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dikutip dari tempo.co, minyak goreng curah banyak mengandung asam lemak. Berikut beberapa kandungan dalam minyak goreng curah:
- Asam lemak jenuh miristat 1-5 persen, palmitat 5-15 persen, stearat 5-10 persen
- Asam lemak tak jenuh: oleat 70-80 persen, linoleat 3-11 persen, palmitoleat 0,8-1,4 persen
Berdasarkan persyaratan SNI, minyak goreng curah cenderung tidak memenuhi pada satu kriteria, yaitu syarat bilangan peroksida. Standar mutu minyak goreng di Indonesia maksimal bilangan peroksida 10 mek O2/kilogram dan bilangan asam 0,6 mg KOH/gram.
Dikutip dari berbagai sumber, minyak curah diproduksi dari minyak goreng bekas pakai atau minyak jelantah.
Dikutip dari buku yang berjudul Teknologi Minyak dan Lemak Pangan menyebutkan, minyak goreng yang digunakan secara berulang apalagi dengan pemanasan tinggi sangat tidak sehat karena asam lemaknya lepas dari trigliserida.
Mengolah makanan dengan menggunakan minyak goreng curah akan berakibat kepada kerusakan karena pemanasan pada suhu tinggi antara 200-250 derajat Celsius.
Hal tersebut yang mengakibatkan keracunan dalam tubuh dan berbagai macam penyakit, misalnya diare, pengendapan lemak dalam pembuluh darah, kanker, dan menurunkan nilai cerna lemak.
Rini Mastuti dalam jurnalnya berjudul Suhu dan Lama Menggoreng terhadap Kualitas Fisik dan Kimia Daging Kambing Restrukturisasi, yang dimuat di Jurnal Ilmu Dan Teknologi Hasil Ternak beberapa waktu lalu, melaporkan minyak goreng yang digunakan berulang tidak hanya merusak mutu minyak goreng, tetapi juga menurunkan mutu bahan pangan yang digoreng.
Selain itu membuat minyak teroksidasi membentuk gugus peroksida dan monomer siklik. Minyak yang telah mengalami hal tersebut dikatakan telah rusak dan berbahaya bagi tubuh.
Adapun efek jangka panjang mengonsumsi makanan yang diolah menggunakan minyak goreng curah akan menyebabkan risiko terjadinya kanker, peningkatan kadar kolesterol darah, kemudian berimplikasi pada peningkatan risiko penyakit kardiovaskular.
RINDI ARISKA
Baca : Zulkifli Hasan Minta Minyak Goreng Curah Tak Dilepas ke Konsumen Pakai Plastik Kiloan, tapi...
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.