Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Kesehatan

Apa Itu Neuropati dan Bagaimana Cara Mendeteksinya?

Seorang penderita neuropati akan merasakan adanya sensasi seperti mati rasa, kesemutan, dan mengalami kelemahan pada area tubuh yang terkena.

23 Juni 2022 | 12.30 WIB

35-kosmo-kesemutan
Perbesar
35-kosmo-kesemutan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Neuropati adalah kondisi rusaknya saraf yang disebabkan oleh berbagai pemicu. Perawatan yang perlu dilakukan bagi penderita neuropati adalah dengan melalui kemoterapi. Neuropati sering disebut neuropati perifer.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Mengutip Cleveland Clinic, seorang penderita neuropati akan merasakan adanya sensasi seperti mati rasa, kesemutan, dan mengalami kelemahan pada area tubuh yang terkena. Sensasi lain yang sering muncul dan dirasakan para penderita yaitu adanya rasa sakit yang tajam, sensasi terbakar, berdenyut, hingga seperti tertusuk.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Neuropati bisa dialami siapa saja di segala usia. Namun orang tua memiliki tingkat risiko yang lebih tinggi dibandingkan dengan orang-orang yang masih dalam usia produktif. Selain itu, neuropati juga dipicu oleh penyakit-penyakit tertentu. Di antaranya diabetes dan sindrom metabolik (tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, obesitas).

Terdapat beberapa jenis pemeriksaan untuk mendeteksi apakah seseorang mengalami gangguan neuropati. Melansir dari Everyday Health, berikut adalah beberapa jenis pemeriksaan yang bisa dilakukan:

1. Electrodiagnostic Testing

Cara pendeteksian ini dilakukan dengan menguji konduktivitas saraf. Saraf akan dirangsang menggunakan energi elektromagnetik kemudian respon saraf akan dicatat dan dianalisis untuk menemukan ada atau tidaknya kelainan.

2. Needle Examinations

Mekanisme pengujian ini dilakukan dengan memasukkan jarum kecil ke dalam otot pasien untuk bisa mendapatkan informasi audio dan visual tentang bagaimana saraf berfungsi pada otot.

3. Tes Darah

Tes ini dapat dilakukan untuk memeriksa ada tidaknya peningkatan gula darah (seperti yang terlihat pada diabetes tipe 2), toksin, kekurangan vitamin, kelainan keturunan, dan bukti dari respon imun yang abnormal.

4. Biopsi Kulit

Dilakukan dengan melakukan sayatan kecil pada kulit pasien. Sayatan dibuat untuk mengambil sampel kulit pada tahap pemeriksaan. Cara ini dilakukan untuk membedakan gangguan tertentu yang mempengaruhi serabut saraf kecil, seperti neuropati sensorik yang menyakitkan yang mempengaruhi serabut saraf yang disebut akson.

RISMA DAMAYANTI

 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus