Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Kejang adalah perubahan aktivitas listrik yang terjadi di otak. Perubahan ini dapat menyebabkan gejala yang dramatis dan nyata, atau dalam kasus lain, bahkan tak ada gejala sama sekali.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Gejala kejang parah meliputi gemetar hebat dan kehilangan kendali. Namun, kejang ringan juga bisa menjadi tanda masalah medis yang signifikan. Karena itu, penting untuk mengenalinya. Beberapa kejang dapat mengakibatkan cedera atau menjadi penanda dari kondisi medis tertentu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Kejang terjadi karena sistem kelistrikan otak yang tak berfungsi dengan baik, sebagaimana seharusnya. Melansir laman Mayo Clinic, beberapa kejang merupakan ujung dari penyakit serius. Misalnya seperti penyakit otak, tumor, kondisi genetik, atau penyakit maupun kelainan lain yang dapat didiagnosis.
Beberapa orang dengan gangguan kejang memiliki pemicu yang menyebabkan kejang terjadi. Adapun pemicu kejang yang umum seperti berikut:
- Makanan atau obat-obatan
- Hormon
- Stres
- Kurang tidur
- Kepekaan terhadap cahaya.
Laman Health Line menyebutkan, kejang dapat berakar dari beberapa kondisi kesehatan tertentu. Kondisi tersebut meliputi:
- Konsumsi alkohol
- Infeksi otak
- Cedera otak saat lahir
- Cacat otak sejak lahir
- Tersedak
- Penyalahgunaan narkoba
- Konsumsi obat
- Ketidakseimbangan elektrolit
- Sengatan listrik
- Epilepsi
- Tekanan darah sangat tinggi
- Demam
- Trauma kepala
- Gagal ginjal atau hati
- Kadar glukosa darah rendah
- Stroke
- Tumor otak
- Kelainan pembuluh darah di otak
Kejang juga dapat diwariskan dalam keluarga. Anda dapat berkonsultasi dengan dokter jika anggota keluarga Anda memiliki riwayat kejang.
ANNISA FEBIOLA