Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Albumin merupakan salah satu zat protein yang terdapat dalam darah. Keberadaan albumin penting untuk mengatur tekanan dalam pembuluh darah dan menjaga supaya cairan dalam darah tidak bocor.
Albumin diproduksi oleh organ hati. Salah satu fungsi utama albumin yaitu menjaga kadar cairan tubuh supaya tetap seimbang. Selain itu keberadaan albumin juga untuk fungsi pemeliharaan transpor substrat, kapasitas buffer, penyerap radikal bebas, koagulasi, dan penyembuhan luka.
Albumin terdiri dari rantai asam amino tunggal dengan 17 ikatan disulfida di domain loop ganda berulang yang sangat fleksibel. Molekul albumin yang larut dalam air, membawa banyak residu asam amino bermuatan, menghasilkan muatan bersih -17 pada pH fisiologis normal.
Mengutip Melcalin, setiap gram albumin mampu menahan 18 mililiter air dalam intravaskular. Hal ini menandakan albumin menyumbang sekitar 80 persen darri COP plasma. Oleh karena itu, ketika seseorang mengalami stres, akan ada albumin pengganti (ekstravaskular dan intravaskular) untuk mempertahankan COP dalam darah.
Jika kekurangan albumin, maka seseorang akan mengalami beberapa gejala. Gejala yang terjadi termasuk pembengkakan (endema), misalnya pada tungkai, pergelangan kaki, perut (asites), hingga menimbulkan sesak napas akibat penumpukan cairan di paru-paru.
Kondisi tertentu seperti penyakit hati dapat menyebabkan kadar albumin menjadi rendah. Hal itu karena penyakit hati dapat mengganggu kemampuan tubuh untuk memproduksi albumin.
Fungsi Albumin
Melansir dari kanal VetFolio, albumin memiliki banyak fungsi bagi tubuh. Sebagai jalur peredaran obat dan metabolit, albumin memiliki situs pengikatan untuk zat asam, basa, dan netral.
Zat pengikat yang bergantung pada albumin dapat dibagi menjadi kategori endogen dan eksogen. Substansi endogen meliputi bilirubin, kation divalen, asam lemak, spesies radikal bebas, vitamin yang larut dalam lemak, dan hormon.
Sementara substansi eksogen berupa obat-obatan yang dikonsumsi oleh seseorang. Beberapa kelas obat tersebut antara lain:
1. Antibiotik. misalnya sefalosporin, penisilin, sulfonamida, tetrasiklin.
2. Antikoagulan, misalnya warfarin
3. Obat anti inflamasi, misalnya ibuprofen, fenilbutazon, asam salisilat
4. Antikonvulsan, misalnya fenobarbital, diazepam, fenitoin
5. Obat jantung dan ginjal, misalnya digitoksin, furosemida, hidralazin, propranolol, quinidine
6. Obat sistem saraf pusat, misalnya amitriptyline, klorpromazin, thiopental.
RISMA DAMAYANTI
Baca: Tubuh Kekurangan Albumin, Apa yang Akan Terjadi?
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini