Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Tanaman singkong yang kita kenal saat ini bukanlah tanaman asli Indonesia. Singkong atau Manihot esculenta pertama kali dibudidayakan oleh suku Maya di Yucatan, Meksiko. Singkong sejenis tanaman umbi-umbian dari keluarga Euphorbiaceae, tanaman asli daerah tropis Amerika Latin. Singkong dibudidayakan untuk akar umbinya yang menghasilkan tepung songkong.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Peneliti Pusat Riset Arkeologi Lingkungan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Hari Suroto mengatakan, dalam sejarahnya, tanaman singkong pertama kali diperkenalkan ke Kongo, Afrika oleh Portugis pada 1558. Portugis mengenalkan tanaman singkong ke Maluku pada abad ke-16 dengan bibit tanaman singkong dari Brasil. "Selain Portugis, Spanyol juga mengenalkan singkong ke seluruh dunia," kata Hari Suroto kepada Tempo, Rabu, 29 Juni 2022.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Singkong sangat populer di Indonesia. Singkong dalam bahasa Indonesia dikenal dengan ubi kayu atau ketela pohon. Bahasa Sunda menyebut singkong dengan sampeu, bahasa Jawa menyebutnya pohung atau telo kaspe. Telo kaspe merupakan perpaduan dua kata dari bahasa Spanyol dan Portugis.
Dalam bahasa Jawa, singkong disebut telo. Bahasa Melayu menyebutnya dengan istilah ketela. Kata ketela, menurut Hari Suroto, berasal dari Spanyol dengan asal kata castilla (dibaca kastilya). Castilla merupakan sebuah wilayah di Spanyol yang masyarakatnya turut serta dalam pelayaran ke kepulauan Maluku dan mengenalkan tanaman singkong. Dalam bahasa Sangihe, singkong disebut sebagai bungkahe.
Masyarakat Gorontalo dan Tolitoli menyebut singkong dengan istilah kasubi dan masyarakat Buton menyebut singkong dengan kaopi. Masyarakat Maluku dan Papua menyebut singkong dengan nama kasbi. Kaspe, kasubi, kasbi, bungkahe, dan kaopi berasal dari kata cassava yang berasal dari bahasa Portugis. Istilah cassava juga diadopsi dalam bahasa Inggris.
Baca juga:
Jangan Terkecoh Kuliner Khas Sumatera Selatan Ini, Mirip Bakso dan Mirip Santan padahal Bukan
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.