Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Penyanyi Aura Kasih mengaku tengah berjuang melawan anxiety disorder. Dilansir dari berbagai sumber, hal ini diakuinya dalam suatu kesempatan. Di era media sosial yang kian marak, dirinya menyebut harus menyaring informasi secara serius agar tidak menimbulkan pikiran berlebih dan trust issue.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Apa itu anxiety disorder?
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Mengutip Psychiatry.org, anxiety atau kecemasan adalah reaksi normal terhadap stres dan dapat bermanfaat dalam beberapa situasi.
Kondisi ini dapat mengingatkan kita akan bahaya dan membantu kita bersiap dan memperhatikan. Gangguan kecemasan berbeda dari perasaan gugup atau cemas yang normal dan melibatkan ketakutan atau kecemasan yang berlebihan.
Gangguan kecemasan adalah gangguan mental yang paling umum dan mempengaruhi hampir 30% orang dewasa di beberapa titik dalam hidup mereka.
Tetapi gangguan kecemasan dapat diobati dan tersedia sejumlah perawatan yang efektif. Perawatan membantu kebanyakan orang menjalani kehidupan produktif yang normal.
Situasi ini dapat mengingatkan kita akan risiko dan membantu kita siap dan waspada terhadap sesuatu yang mungkin akan terjadi.
Gangguan kecemasan berbeda dari rasa gugup atau cemas yang wajar dan melibatkan tingkat ketakutan atau kecemasan yang berlebihan. Kondisi ini adalah salah satu gangguan mental yang paling umum terjadi dan mempengaruhi sekitar 30% orang dewasa pada beberapa titik dalam hidup mereka.
Namun, gangguan kecemasan dapat diobati dan terdapat berbagai jenis perawatan yang efektif. Melalui perawatan yang tepat, kebanyakan orang dapat menjalani kehidupan yang produktif dan normal.
Gejala Anxiety Disorder
Mengutip WebMD, gejala umum anxiety disorder adalah sebagai berikut.
- Panik, takut, dan gelisah
- Merasa dirinya dalam bahaya
- Mengalami masalah tidur
- Tidak bisa tetap tenang dan diam
- Tangan atau kaki dingin, berkeringat, mati rasa, atau kesemutan
- Sesak napas
- Bernapas lebih cepat dan lebih cepat dari biasanya atau hiperventilasi
- Palpitasi jantung
- Mulut kering
- Mual
- Otot tegang
- Pusing
- Memikirkan suatu masalah berulang kali dan tidak dapat berhenti (perenungan)
- Ketidakmampuan untuk berkonsentrasi
- Secara intens atau obsesif menghindari objek atau tempat yang ditakuti
Siapa yang berisiko mengalaminya?
My Cleveland Clinic menjelaskan, campuran faktor genetik dan lingkungan dapat meningkatkan risiko seseorang untuk mengalami gangguan kecemasan. Selain itu, seseorang mungkin berisiko lebih tinggi jika pernah mengalami atau memiliki hal-hal berikut ini.
- Ciri-ciri kepribadian tertentu, seperti rasa malu atau hambatan perilaku yang menimbulkan rasa tidak nyaman sehingga menghindari, orang, situasi, atau lingkungan yang tidak dikenal.
- Peristiwa stres atau traumatis pada anak usia dini atau dewasa.
- Riwayat kecemasan keluarga atau kondisi kesehatan mental lainnya.
- Kondisi fisik tertentu, termasuk masalah tiroid dan aritmia jantung atau irama jantung yang tidak normal.
Gangguan kecemasan lebih sering terjadi pada wanita. Para peneliti masih mempelajari mengapa hal itu terjadi. Ini mungkin berasal dari hormon wanita, terutama yang berfluktuasi sepanjang bulan.
Hal ini karena kemungkinan hormon testosteron yang jauh lebih banyak dimiliki pria berperan dan dapat meredakan kecemasan. Mungkin juga wanita cenderung tidak mencari pengobatan, sehingga kecemasannya memburuk.
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “http://tempo.co/”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.