Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Bahaya Hipertensi pada Ibu Hamil, Ini Pentingnya Mengontrol Tekanan Darah

Hipertensi adalah kondisi ketika seseorang memiliki tekanan darah lebih dari 140/90 mmHg. Kondisi ini berisiko dialami oleh ibu hamil. Hipertensi selama kehamilan atau disebut dengan preeklamsia biasanya muncul di atas 20 minggu kehamilan. Jika dibiarkan, maka kondisi ini dapat berdampak buruk pada kesehatan janin.

8 Desember 2022 | 18.21 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ilustrasi hipertensi (Pixabay.com)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Hipertensi adalah kondisi ketika seseorang memiliki tekanan darah lebih dari 140/90 mmHg. Kondisi ini berisiko dialami oleh ibu hamil. Hipertensi selama kehamilan atau disebut dengan preeklamsia biasanya muncul di atas 20 minggu kehamilan. Jika dibiarkan, maka kondisi ini dapat berdampak buruk pada kesehatan janin.

Mengutip dari laman CDC, hipertensi dapat membuat kondisi ibu hamil dan janin berbahaya. Tekanan darah tinggi juga dapat menyebabkan masalah selama dan setelah persalinan. Kondisi ini juga dapat menyebabkan beberapa komplikasi bagi ibu dan bayi.

Tekanan darah yang tidak terkendali selama kehamilan berpotensi menghambat perkembangan janin. Semakin tinggi tekanan darah dan semakin lama durasinya, risiko komplikasi pada janin pun semakin tinggi. Ada beberapa alasan mengapa hipertensi berbahaya untuk ibu hamil. Mengutip dari laman Mayo Clinic, beberapa di antaranya yaitu:

1. Aliran darah ke plasenta berkurang

Baca : 5 Kesalahan Perempuan saat Hamil yang Kerap Dilakukan

Jika plasenta tidak mendapatkan cukup darah, janin mungkin menerima lebih sedikit oksigen dan lebih sedikit nutrisi. Hal ini dapat menyebabkan pertumbuhan yang lambat, berat badan lahir rendah atau kelahiran prematur. Bayi yang lahir lebih awal dapat mengalami masalah pernapasan, peningkatan risiko infeksi, dan komplikasi lainnya.

2. Solusio plasenta

Pada kondisi ini, plasenta terlepas dari dinding bagian dalam rahim sebelum melahirkan. Preeklampsia dan tekanan darah tinggi meningkatkan risiko solusio plasenta. Solusio yang parah dapat menyebabkan pendarahan hebat, yang dapat mengancam jiwa dan bayi.

3. Pembatasan pertumbuhan intrauterin

Tekanan darah tinggi dapat menyebabkan pertumbuhan janin melambat atau menurun.

4. Cedera pada organ lain

Tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol dengan baik dapat menyebabkan cedera pada otak, mata, jantung, paru-paru, ginjal, hati, dan organ utama lainnya. Dalam kasus yang parah, kondisi ini bisa mengancam jiwa.

5. Lahir prematur

Terkadang persalinan dini diperlukan untuk mencegah komplikasi yang mengancam jiwa dari tekanan darah tinggi selama kehamilan.

6. Penyakit kardiovaskular di masa depan

Preeklampsia dapat meningkatkan risiko penyakit jantung dan pembuluh darah (kardiovaskular) di masa depan. Risiko penyakit kardiovaskular di masa depan lebih tinggi jika seseorang pernah mengalami preeklampsia lebih dari satu kali. 

WINDA OKTAVIA 

Baca : 6 Faktor Risiko yang Mempengaruhi Hipertensi

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram http://tempo.co/. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus