Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta -Berdasarkan data dari Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) dan Traction Energi Asia, Deputi Bidang Pangan dan Agribisnis Kementerian Koordinator Perekonomian Musdhalifah Machmud yang dikutip dari Bisnis.com mengatakan rata-rata konsumsi minyak goreng sawit pada 2019 mencapai 16,2 juta kiloliter (kl).
Terlebih lagi harga minyak goreng sawit yang kini melambung mengindikasikan kenaikan konsumsi minyak jelantah daur ulang ini. Padahal minyak jelantah daur ulang ini berbahaya bagi kesehatan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berikut bahaya mengonsumsi minyak jelantah atau minyak goreng daur ulang:
- Menyebabkan penyakit jantung
Minyak yang sebelumnya sudah mengandung banyak lemak jenuh, saat dipanaskan berulang kali akan menjadi lebih ganas.
Dikutip dari Medical Journal of Lampung University “Konsumsi Minyak Jelantah dan Pengaruhnya terhadap Kesehatan“ Lumen pembuluh darah yang mengecil akibat plak aterosklerotik di arteri koroner dapat menyebabkan aliran darah untuk jantung berkurang.
Sehingga aliran darah ke jantung yang tersumbat dalam jangka waktu tertentu dapat membentuk nekrosis akibat iskemik. Selain itu nekrosis pada miokardium juga dapat terjadi sebab radikal bebas yang terbentuk selama penggunaan minyak goreng berulang. Radikal bebas pada miokardium akan merusak membran lipid dan inti sel jantung sehingga terjadi degenerasi sel yang ada dalam jantung.
- Meningkatkan kolesterol
Selain penyakit jantung, minyak jelantah juga menyebabkan penyakit degenaratif lain seperti kolesterol dan kanker. Melansir Mhc.or.id, minyak jelantah mengandung asam lemak jenuh yang tinggi karena proses pemanasan yang berulang.
Apabila dikonsumsi terus menerus HDL atau kolesterol baik akan turun dan kolesterol jahat atau LDL beserta total kolesterol akan mengalami peningkatan.
- Merusak fungsi usus halus
Dalam jurnal milik Universitas Lampung “Konsumsi Minyak Jelantah dan Pengaruhnya terhadap Kesehatan“ tersebut juga disebutkan bahwa konsumsi minyak jelantah dapat merusak usus halus. Hal ini terjadi akibat teroksidasinya asam lemak tak jenuh yang membentuk radikal bebas.
Radikal bebas akan mengganggu permeabilitas membran, homeostasis osmotik, dan integritas dari enzim yang menyebabkan kematian sel sampai terbentuk abses. Pada kerusakan usus halus terdapat abses kripta dan infiltrasi sel radang PMN pada bagian epitel, mukosa (lapisan kulit dalam), submukosa sampai transmural usus halus.
- Menyebabkan kanker
Selain tidak baik untuk jantung dan usus halus, minyak jelantah yang didaur ulang maupun tidak juga dapat menyebabkan kanker.
Seperti yang dijelaskan sebelumnya, kandungan radikal bebas akibat pemanasan minyak goreng berulang dapat menyerang sel sehat dan memicu pertumbuhan sel kanker. Dikutip dari Mhc.or.id, radikal yang bertumpuk juga dapat membuat gen bermutasi dan berisiko menjadi sel kanker.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TATA FERLIANA
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.