SIAPA bilang lapisan ozone (O3) di atmosfir berkurang? Suatu
penelitian kedokteran di Inggeris, justru membuktikan
sebaliknya. Seperti dikemukakan dalam International Review ofthe
Army, Navy and Air Force Medical Services terbitan Paris, No.6,
1977, "kadar ozone rata-rata dalam atmosfir telah meningkat
dengan tetap selama 25 tahun terakhir." Pendapat itu berasal
dari J.F. Leach, A.R. Pingstone, K.A. Hall, F.J. Ensell dan J.L.
Burton.
Hal itu mereka buktikan secara tak langsung. Seperti diketahui
di kalangan medis pembentukan vitamin D3 (cholecalciferol) dalam
tubuh manusia, terjadi karena radiasi sinar ultra-lembayung dari
matahari terhadap zat-zat sterol dalam kulit. Nah, dengan
menggunakan komputer, para sarjana Inggeris itu mencatat
penurunan akumulasi vitamin D dalam tubuh manusia (di Inggeris?)
sebanyak 15%, antara tahun 1951 sampai dengan 1972. Jadi
kesimpulannya: akumulasi vitamin D merosot, dan itu pasti
disebabkan karena berkurangnya radiasi sinar ultra-lembayung
dari matahari. Berkurangnya UV (ultra-violet irradiation) itu,
pasti karena lapisan ozone kian menebal.
Jadi, tidak betulkah kritik para ahli lingkungan, yang
mencemaskan rusaknya lapisan ozone karena penerbangan
supersonik, penggunaan gas chlorofluorocarbon dalam obat-obat
semprot, bahkan tak ketinggalan pula eksplosi urea yang melepas
oksida zat lemas ke udara?
Risiko
Yang jelas alam sendiri punya teknik menjaga kelestarian ozone
di udara. Pembentukannya terutama karena reaksi sinar matahari
dengan udara pada ketinggian sekitar 30 Km. Melalui reaksi
foto-kimiawi itu, sinar ultra-lembayung dalam cahaya matahari
pada panjang gelombang antara 2100-2900 Armstrong diserap oleh
oksigen (O2) yang berubah menjadi ozone (O3).
Apakah kecepatan produksi zat pencemar udara yang dapat merusak
ozone itu sudah melampaui kecepatan produksi alamiah 03? Dengan
kata lain: apakah kemampuan manusia merusak alam sudah melampaui
kemampuan alam menyembuhkan kerusakan itu?
Dalam hal begini, filsafat para pembela kelestarian lingkungan
biasanya sederhana saja: jangan ambil risiko, untuk hal yang
belum kita ketahui pasti. Itu sebabnya SIPRI (Stockholm
International Peace Research Institute) dalam kesempatan Hari
Lingkungan Sedunia, tahun lalu, mengingatkan bahaya penerbangan
supersonik militer, yang efeknya sudah sama dengan 500 pesawat
Concorde. Sementara EPA Environmental Protection Agency)
mendesakkan jadwal stop produksi obat semprot yang mengandung
Fluorocarbon di AS, mulai 15 Oktober tahun ini. Meskipun itu
akan merugikan industri raksasa seperti Du Pont Co. dan Allied
Chemical Corp., ratusan juta dollar setahun.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini