Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Belajar Menyenangkan Efektif Dukung Proses Edukasi Anak

Proses belajar yang menyenangkan terbukti sangat efektif untuk membantu anak memahami mata pelajaran yang sering dianggap sulit, seperti matematika.

23 Maret 2025 | 16.54 WIB

Ilustrasi anak sedang belajar di SOS Children's Villages Indonesia/Oreo
material-symbols:fullscreenPerbesar
Ilustrasi anak sedang belajar di SOS Children's Villages Indonesia/Oreo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Founder Surya Institute dan Pencetus Metode GASING Yohanes Surya mengatakan proses belajar yang menyenangkan terbukti sangat efektif untuk membantu anak memahami mata pelajaran yang sering dianggap sulit, seperti pelajaran matematika. "Berdasarkan data kami, melalui proses belajar dengan metode GASING yakni Gampang, Asik dan Menyenangkan, nilai rata-rata anak-anak meningkat dari 20 menjadi 80 persen. Peningkatan ini menunjukkan bahwa proses belajar yang menyenangkan memang membantu anak untuk lebih memahami mata pelajaran,” kata Surya pada pertengahan Maret 2025 di Jakarta.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Selebriti Nycta Gina pun setuju denga Yohanes Surya. Ia menceritakan bagaimana ia senantiasa membangun keseruan dalam keluarga, termasuk dalam momen belajar sehingga anak jadi lebih semangat saat belajar. “Dengan alat bantu belajar yang dikembangkan oleh Surya Institute, saya pun terinspirasi untuk memperkenalkan cara belajar yang lebih interaktif serta seru bagi anak di rumah," katanya. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Nycta Ginia pun ingin mengajak semua masyarakat Indonesia tidak hanya menikmati momen seru bersama keluarga, tetapi juga ikut berperan dalam memberikan kesempatan pendidikan yang sama bagi seluruh anak Indonesia. 

Pendidikan memiliki peran yang sangat penting, sebagai bekal anak Indonesia untuk meraih mimpinya di masa depan. Meskipun begitu, kenyataannya masih banyak anak-anak yang belum memiliki kesempatan pendidikan yang sama, terutama anak yatim piatu yang tidak tumbuh dalam kasih sayang keluarga utuh. Berbagai tantangan kerap mereka hadapi, mulai dari keterbatasan finansial, hingga kurangnya dukungan emosional.

Oreo sebagai bagian dari Mondelez Indonesia membuka rangkaian program bertajuk “Oreo Berbagi Serunya Berilmu” di Bulan Ramadan ini melalui program “Oreo Berbagi Serunya Berilmu”. Oreo akan mendonasikan 2,5 persen keuntungan penjualannya untuk mendukung pendidikan dengan target total penerima manfaat 1500 anak yatim piatu dan membantu mereka mewujudkan mimpi masa depan melalui penyerahan alat bantu belajar.

Zaenal Abidin selaku Direktur PT Mondelez Indonesia Manufacturing menjelaskan, program ini merupakan cara timnya untuk menyebarkan semangat kebaikan dengan menciptakan lebih banyak momen kebahagiaan bagi masyarakat Indonesia. Zainal mengatakan Oreo diproduksi di Indonesia, tepatnya di Cikarang, dan menjadi pusat produksi yang memenuhi kebutuhan 40 negara di Asia Pasifik, Timur Tengah, termasuk Jepang, Australia dan Selandia Baru, Oreo senantiasa tumbuh berkembang bersama keluarga Indonesia selama 30 tahun terakhir. "Kami selalu berusaha memberikan berbagai keseruan yang dihadirkan dalam cemilan untuk menciptakan momen kebersamaan keluarga Indonesia. Kami percaya bahwa setiap anak memiliki potensi dan mimpi luar biasa," katanya. 

Dengan bekal pendidikan, peluang untuk meraih kehidupan yang layak di masa depan akan menjadi lebih besar dan menjadi kekuatan untuk memajukan bangsa di masa depan. "Oreo ingin mengambil peran dengan memberikan kesempatan yang sama kepada anak-anak yatim piatu sesuai dengan tujuan brand Oreo yaitu Menciptakan Momen Seru Kebersamaan, khususnya di momen belajar layaknya seorang anak yang tumbuh di keluarga utuh,” kata Zaenal.

Kepala Biro Perencanaan dan Kerja Sama, Sekretariat Jenderal Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah Vivi Andriani mengingatkan bahwa anak sebagai generasi penerus, merupakan investasi penting bagi masa depan bangsa. "Kami berharap kegiatan ini bisa berjalan secara berkelanjutan dan bisa menjangkau lebih banyak lapisan masyarakat untuk turut berpartisipasi, sehingga bisa mewujudkan lebih banyak mimpi anak Indonesia,” kata Vivi.

Marketing Director Mondelez Indonesia Anggya Kumala mengatakan kegiatan ini akan berjalan secara bertahap selama enam bulan dengan total target penerima manfaat sebanyak 1500 anak yatim piatu. Timnya akan menggandeng SOS Children's Villages Indonesia sebagai partner untuk mendistribusikan donasi pendidikan untuk anak pada tingkat SD hingga SMA dengan penerima manfaat tahap pertama yakni anak yatim piatu di bawah naungan SOS Children's Villages Indonesia. Kelompok anak ini tersebar di berbagai wilayah di Indonesia, mencakup wilayah Banda Aceh, Meulaboh, Medan, Jakarta, Lembang, Semarang, Bali dan Flores. "Bentuk donasi meliputi peralatan sekolah seperti laptop, tas sekolah, dan juga alat bantu belajar yang menjadikan proses belajar menjadi lebih menyenangkan dari Surya Institute,” kata Anggya.

Direktur National SOS Children's Villages Indonesia Gregor Hadi Nitihardjo setuju bahwa setiap anak berhak mendapatkan akses penunjang pendidikan yang baik. "Tak terkecuali bagi anak yang kehilangan pengasuhan orang tua," kata Gregor yang berharap setiap anak bisa terus berani bermimpi dan bisa mewujudkannya.

Mitra Tarigan

Alumnus Fakultas Hukum Universitas Diponegoro serta John Doherty Asia Pacific Journalism Internships Program di Melbourne, Australia, pada 2019. Saat ini fokus menulis isu kesehatan dan gaya hidup serta humaniora

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus