Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Belum Sampai Jadi Agama

Karena alkohol, di Spanyol banyak anak terkena Mac Chiavava, penyakit yang menyerang otak dan mengakibatkan bebal & dungu. bahaya lainnya, si penderita akan mengalami withdrawal yang menyebabkan kejang-kejang. (ksh)

19 Desember 1981 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"MENYEMBUHKAN seorang alkoholis sama sulitnya dengan membujuk seseorang supaya masuk ke dalam agama kita. Sebab bagi seorang alkoholis minuman alkohol sudah menjadi 'agama'. Saya sendiri selama 28 tahun jadi dokter selalu gagal dan si penderita kemudian mati di tangan dokter lain karena levernya rusak," ungkap Prof. Dr. Kusumanto Setyonegoro, psikiater yang punya nama internasional dengan kedudukannya sebagai Wakil Ketua World Federation of Mental Health. Alkoholis umumnya datang menjumpai seorang dokter dengan diantar keluarganya. Sekalipun dia mengakui kecanduan alkohol sebagai sesuatu yang buruk, namun niat untuk meninggalkan minuman selalu terhalang. Karena kepribadian mereka yang lemah, begitu masuk kembali ke masyarakat mereka mulai lagi minum untuk menenangkan pikiran. Ketagihan alkohol itu menurut beberapa ahli penyakit jiwa sukar ditinggalkan. Badannya keringatan, tak bisa tidur dan sering diiringi gejala penyakit jiwa, misalnya selalu melihat semut mengerubungi tubuhnya. Supaya mereka tenang dokter biasanya memberikan obat penenang. Kusumanto menilai alkoholisme sebagai masalah sosial belum begitu menonjol. Kurang berarti bila dibandingkan dengan narkotika. Tetapi dia melihat penyakit itu sudah punya pintu masuk lewat berbagai fasilitas hiburan yang terdapat di kota-kota besar. "Saya khawatir kalau kita tidak cepat-cepat melakukan tindakan pencegahan. Berbeda dengan narkotika, alkohol dengan mudah dan resmi bisa diperoleh orang dimana-mana," katanya. Menurut catatan yang ada pada Kusumanto, alkoholis yang tergolong kecanduan hingga tak bisa lepas dari alkohol, jumlahnya tak seberapa. Dia sendiri paling banyak "ketamuan" 10 alkoholis. Sanatorium-sanatorium penyakit jiwa, begitu pula rumah-rumah sakit yang punya pelayanan penyakit jiwa boleh dikatakan tak pernah menerima alkoholis. "Sedangkan angka-angka alkoholis yang jadi pasien bagian penyakit dalam karena mengalami gangguan pada lever, belum pernah saya dengar," kata dr. Sukardi, seorang psikiater yang kini memimpin Klinik dokter Sukardi." "Saya belum pernah menemukan penderita gawat karena alkohol," kata dr. Merdias Almatsier, 37 tahun, ahli saraf dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Sulit untuk menentukan berapa kadar alkohol yang bisa membahayakan. Karena masing-masing orang, menurut Merdias punya kemarnpuan untuk menetralisasi alkohol yang masuk ke dalam tubuh . "Makin tua seseorang makin tinggi tingkat toleransinya," ulas Sekretaris Jenderal Ikatan Dokter Indonesia itu. Netralisasi alkohol itu dilakukan oleh hati (lever). Jika tingkat kecanduan seseorang sudah sedemikian rupa tingginya maka hati akan rusak. Sedangkan Prof. Dr. Mahar ardjono, ahli saraf dan Rektor Ul beranggapan, "tidak hanya hati, seluruh organ bisa rusak." Di Spanyol kata Mahar:banyak anak-anak yang terkena Macchiavava, penyakit yang menyerang otak dan mengakibatkan organ berpikir itu menjadi bebal dan dungu. Penyakit itu menyerang karena anak-anak di sana terbiasa minum anggur yang berkadar alkohol tinggi. "Anak-anak sama sekali tidak boleh diberi alkohol. Tapi untuk mereka yang berusia di atas 18 bolehlah asal jangan kelewat batas. Alkohol sekali-sekali bermanfaat juga untuk melebarkan pembuluh darah. Saya sendiri kadang-kadang juga minum bir," kata Mahar seraya senyum. Tetapi beberapa ahli penyakit jiwa menganggap sebaiknya alkohol ditinggalkan sama sekali. Prof Kusumanto beranggapan kebiasaan minum minuman berkadar alkohol rendah pun sebaiknya ditinggalkan. "Karena dari sedikit orang menjadi peminum tetap dan banyak." Kalau sudah telanjur si pecandu diancam oleh penderitaan yang sulit diatasi. "Sekalipun dia berhasil menghentikan kebiasaan minum alkohol itu, si penderita akan mengalami gejala apa yang disebut withdrawal yang kadangkala bisa mengakibatkan kejangkejang dan gelisah terus-menerus. Penyakit saraf seperti ini paling sulit penyembuhannya," dr. Merdias Almatsier menimpali. Dibandingkan dengan laki-laki maka wanita paling lemah terhadap pengaruh alkohol. Mereka lebih gampang rusak organ hatinya. Sebuah survei yang dilaksanakan di London tahun 1977 menunjukkan bahwa wanita menderita lebih banyak dan lebih gawat penyakit kerusakan organ hati dibandingkan dengan laki-laki. Sekalipun alkohol yang mereka minum lebih sedikit. Kalau diobati, wanita juga lebih sulit sembuh dan mati lebih muda dibandingkan dengan penderita laki-laki.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus