Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Malam tahun baru lekat dengan kegiatan bakar-bakar. Ada anggapan makanan yang dibakar bisa sebabkan kanker. Benarkah demikian?
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Arang menjadi salah satu bahan yang sering digunakan dalam proses pembakaran makanan. Dilansir dari laman Healthline, Selasa, 22 Juni 2021, arang bukanlah karsinogenik (zat atau senyawa yang bisa menyebabkan kanker), tetapi arang memang berkaitan dengan kanker.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ada dua alasan untuk ini. Pertama, karena makanan dimasak dengan suhu tinggi. Ketika Anda membakar daging pada suhu tinggi, asam amino dalam daging bereaksi dengan creatine sehingga terbentuklah amina heterosiklik (HCA). HCA dikenal sebagai karsinogen.
Reaksi inilah yang menyebabkan timbulnya tanda arang hitam pada makanan yang Anda bakar. Hal ini hanya terjadi saat Anda membakar daging otot, termasuk daging sapi, babi, domba, kambing, ayam, dan ikan.
Mengapa begitu? Ini karena daging-daging itulah satu-satunya makanan yang mengandung creatine.
Kedua, karena membakar makanan dengan arang menghasilkan asap. Selain suhu tinggi, asap diketahui bersifat karsinogenik yang bisa menyebabkan kanker.
Untuk mengurangi risiko kanker saat membakar makanan, Anda bisa mengurangi daging merah dan daging olahan. Ini karena keduanya memiliki kandungan lemak yang tinggi dan dikaitkan dengan risiko kanker yang lebih tinggi.
Sebagai gantinya, bakarlah daging tanpa lemak seperti ayam, kalkun, dan ikan. Meski Anda masih membuat HCA saat membakar daging ini, tetapi risikonya tidak terlalu tinggi.
AMELIA RAHIMA SARI