Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Bagi penderita GERD (Gastroesophageal Reflux Disease), puasa bisa menjadi tantangan tersendiri. Berubahnya pola makan dan tidur memicu gejala seperti maag, sakit perut, dan gangguan pencernaan lainnya. Tanpa pengelolaan yang tepat, gejala ini bisa mengganggu ibadah puasa dan mengurangi kenyamanan tubuh.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Karena itu, sangat penting bagi penderita GERD untuk memahami dan menghindari berbagai pemicu yang bisa memperburuk kondisi mereka saat berpuasa. Lalu, apa saja yang memicu GERD?
1. Makanan Pedas dan Asam
Makanan pedas dan asam dapat menjadi pemicu utama bagi penderita GERD. Bahan-bahan seperti cabai, tomat, dan rempah-rempah yang sering digunakan dalam hidangan buka puasa dapat merangsang produksi asam lambung berlebihan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Makanan-makanan ini bisa mengiritasi saluran pencernaan dan melemahkan katup yang mencegah asam lambung naik ke kerongkongan, yang akhirnya memperburuk gejala GERD. Oleh karena itu, penting untuk memilih makanan yang lebih ringan dan tidak asam atau pedas, seperti sup sayuran atau hidangan berbahan dasar kentang.
2. Makanan Berlemak dan Gorengan
Makanan berlemak dapat membuat orang merasa lesu. Dilansir dari Cleveland Clinic, makanan berlemak dan gorengan juga memerlukan waktu yang lebih lama untuk dicerna tubuh dan dapat menyebabkan perut terasa penuh dan kembung. Ini akan meningkatkan tekanan pada katup antara perut dan kerongkongan, yang mempermudah asam lambung naik ke esofagus.
Selain itu, makanan berlemak dapat merangsang produksi asam lambung lebih banyak. Untuk itu, penderita GERD sebaiknya menghindari makanan yang digoreng atau mengandung lemak tinggi. Pilihlah makanan yang lebih sehat yang dimasak dengan cara direbus atau dipanggang.
3. Makanan Berkalori Tinggi dan Berat
Makanan yang mengandung kalori tinggi dan sulit dicerna, seperti makanan cepat saji dan makanan berat, dapat memberikan tekanan berlebih pada sistem pencernaan. Ketika makan terlalu banyak, perut akan terasa penuh dan meningkatkan kemungkinan terjadinya refluks asam.
Selain itu, makan dalam porsi besar sekaligus dapat memperburuk gejala GERD. Sebaiknya, penderita GERD menghindari makan berlebihan, dan memulai berbuka dengan makanan ringan seperti kurma dan air, sebelum melanjutkan ke makan utama secara bertahap.
4. Minuman Berkafein dan Berkarbonasi
Kafein yang terdapat dalam kopi, teh, dan soda dapat merangsang produksi asam lambung berlebihan, yang memperburuk gejala GERD. Selain itu, minuman berkarbonasi bisa menyebabkan perut kembung karena gas yang terperangkap, yang meningkatkan tekanan dalam perut dan dapat memicu refluks asam.
Karena itu, penderita GERD sebaiknya menghindari minuman yang mengandung kafein atau karbonasi. Sebagai alternatif, minumlah air putih, jus buah yang tidak terlalu asam, atau teh herbal yang lebih ramah bagi perut.
5. Tidur Setelah Makan
Dikutip dari web Universitas Airlangga, dosen Fakultas Kedokteran, Keperawatan, dan Ilmu Kesehatan Unair, Kurnia Alisaputri, menyebutkan perubahan jadwal tidur juga dapat menyebabkan stres.
Tidur setelah makan menjadi kebiasaan yang sering dilakukan banyak orang, terutama setelah berbuka puasa. Namun, bagi penderita GERD, kebiasaan ini dapat memperburuk kondisi mereka. Ketika tidur, gravitasi tidak dapat membantu menahan asam lambung di dalam perut, sehingga asam bisa naik ke kerongkongan dan menyebabkan maag.
Karena itu, disarankan untuk menunggu setidaknya dua hingga tiga jam setelah makan sebelum tidur. Jika tidur tidak dapat dihindari segera setelah makan, posisi tidur dengan kepala yang lebih tinggi bisa membantu mencegah refluks asam. Selain itu, jika tidak ada kewajiban untuk begadang, sebaiknya segera beristirahat setelah salat Tarawih untuk memastikan tidur yang cukup.
6. Dehidrasi
Kekurangan cairan dalam tubuh dapat memperburuk gejala GERD. Dehidrasi bisa mengganggu proses pencernaan dan meningkatkan produksi asam lambung. Selain itu, tubuh yang dehidrasi cenderung merespons dengan produksi asam lambung yang lebih tinggi.
Karena itu, sangat penting untuk tetap terhidrasi dengan cukup selama berpuasa. Penderita GERD harus berusaha minum air putih setidaknya dua hingga tiga liter sehari, dengan membaginya antara waktu sahur dan berbuka. Hindari minuman berkafein dan berkarbonasi yang bisa menyebabkan dehidrasi.
Menghindari pemicu GERD saat berpuasa adalah langkah penting untuk menjaga kenyamanan pencernaan selama Ramadan. Dengan memilih makanan yang tepat, menjaga hidrasi, dan menghindari kebiasaan buruk seperti tidur setelah makan, penderita GERD bisa berpuasa dengan lebih nyaman tanpa memperburuk gejala.
Jika gejala GERD tetap muncul atau semakin parah, sangat disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Mega Putri Mahadewi turut berkontribusi dalam penulisan artikel ini.
Pilihan Editor: Gangguan Asam Lambung, Apa Heartburn dan GERD?