Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Ada pendapat yang berkembang di masyarakat mengenai sering marah-marah yang bisa menjadi penyebab tekanan darah tinggi atau hipertensi. Spesialis penyakit dalam Muhammad Pranandi pun memberikan penjelasan terkait hal itu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ia mengatakan pendapat tersebut tidak sepenuhnya benar sebab marah-marah bukan penyebab orang terkena tekanan darah tinggi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Jadi, mereka yang mengalami tekanan darah tinggi itu membuat aliran oksigen ke otak berkurang. Efeknya apa? Dia sakit kepala," kata Nandi pada Kamis, 30 Januari 2025.
Munculnya sakit kepala dan nyeri di kepala, mungkin orang tersebut jadi lebih gampang marah. "Karena, misalnya, ada tekanan dari luar, terus lagi sakit kepalanya, jadi gampang marah-marah," ujarnya.
Ilustrasi hipertensi (Pixabay.com)
Tak ada hubungan marah dan hipertensi
Sebaliknya, orang yang memiliki tekanan darah tinggi juga tak berarti dia emosional. Menurutnya, tak ada hubungan langsung antara marah dengan kondisi hipertensi. "Bukan berarti dia marah-marah itu pasti orang darah tinggi," ujar Nandi.
Ia menjelaskan, hipertensi dapat dialami seseorang karena gaya hidup yang tidak sehat. Salah satunya kebiasaan merokok dan kurang aktivitas fisik. Karena itu, Nandi menjelaskan orang perlu menjaga berat badan, mengurangi konsumsi garam, rutin olahraga, serta hindari rokok dan alkohol.
Apabila sudah menjalani hal-hal tersebut namun tekanan darah masih tinggi, dokter di RS Pondok Indah-Puri Indah itu mengatakan kondisi tersebut perlu dibantu dengan obat-obatan yang diresepkan dokter.