Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Minuman tradisional Indonesia beberapa di antaranya sudah menjadi warisan budaya yang hingga saat ini masih dikonsumsi. Bahkan beberapa minuman khas ini memiliki khasiat untuk kesehatan tubuh. Hal ini dikarenakan minuman khas nusantara diracik dari bahan alami, salah satunya rempah-rempah.
Beberapa minuman tradisional tersebut di antaranya bir pletok, arak Bali, cendol, barongko, sarabba, teh beras merah, dan loloh cemcem. Dilansir dari berbagai sumber ini deretan minuman tradisional yang jadi warisan budaya.
1. Bir Pletok
Minuman khas asal Jakarta ini identik dengan aroma rempah yang kuat dan warnanya merah menyala. Meski namanya bir, minuman ini sama sekali tidak mengandung alkohol. Minuman ini terbuat dari campuran rempah, yakni kayu manis, jahe, serai, adas, cengkeh, cabe, hingga kapulaga.
Bir pletok memiliki rasa pedas rempah, harum, dan menghangatkan, bir pletok mengandung antioksidan yang tinggi, dan dipercaya dapat meningkatkan imunitas dan mengatasi flu ringan.
2. Arak Bali
Arak Bali telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) sejak 2022. Minuman khas Bali satu ini laris dikonsumsi masyarakat dan telah diekspor di berbagai negara di seluruh dunia.
Arak bali banyak diproduksi oleh masyarakat daerah Karangasem, Bali. Kadar minuman alkohol dalam arak Bali yang dihasilkan terdapat berbagai jenis dengan kadar alkohol yang berbeda, mulai dari kadar 5% yang biasanya untuk perlengkapan sesajian sampai 45% untuk bahan campuran arak cocktail.
3. Sarabba
Minuman khas Indonesia yang menjadi warisan budaya berikutnya yakni Sarabba. Minuman yang berasal dari Makassar, Sulawesi Selatan ini dikenal sebagai minuman penghangat dan penambah stamina. Karena minuman ini terbuat dari ramuan jahe, gula, santan, dan kuning telur.
Dilansir dari laman resmi Kemenparekraf, Sarabba punya cita rasa pedas rempah, dan cocok sekali diminum saat malam hari atau saat cuaca hujan. Di Makassar, Sarabba cocok diminum sambil makan pisang goreng.
4. Teh beras merah
Teh beras merah juga menjadi salah satu minuman tradisional yang telah menjadi warisan budaya, khususnya di daerah Bali. Teh beras merah mengandung karbohidrat kompleks yang memberikan tenaga lebih banyak dan menjaga perut terasa kenyang dalam waktu lebih lama.
Teh beras merah memiliki jumlah kandungan kalori yang rendah, jadi jangan khawatir bakal membuat gemuk. Teh khas Bali ini juga membantu proses pembakaran lemak khusus di bawah kulit.
Teh beras merah juga mengandung banyak vitamin seperti vitamin D yang baik untuk tulang, kandungan antioksidan dan berbagai kandungan zat baik lainnya yang mampu meningkatkan metabolisme tubuh.
5. Loloh cemcem
Loloh cemcem merupakan minuman tradisional khas Bali, terutama daerah Panglipuran yang hingga hari ini masih banyak dikonsumsi masyarakat Indonesia.
Dilansir dari laman resmi Kemenkeu, Loloh cemcem termasuk dalam jamu tradisional yang biasanya dikonsumsi masyarakat Bali untuk menjaga kesegaran tubuh. Umumnya, loloh ini berbahan kunyit atau temulawak.
Di Desa Penglipuran Bali, loloh yang dijual berbahan baku daun kecemcem. Loloh Cemcem merupakan minuman tradisional yang sudah ada sejak zaman penjajahan. Masyarakat Bali biasa membuat sendiri loloh ini untuk mengobati panas dalam.
Selain untuk menyegarkan tubuh, masyarakat sekitar percaya bahwa Loloh Cemcem juga berkhasiat untuk melancarkan sembelit, dan bahkan bisa menurunkan tekanan darah.
Meski memiliki cita rasa asam, minuman tradisional yang menjadi warisan budaya satu ini juga aman untuk penderita maag. Asalkan diminumnya tidak dalam keadaan perut kosong. Waktu terbaik menikmati loloh cemcem ini dalam keadaan dingin.
6. Barongko
Barongko merupakan jenis kue khas suku Bugis, Makassar yang menjadi warisan budaya asli Indonesia. Kue ini biasa dihidangkan di acara-acara adat Bugis-Makassar, seperti upacara pengantin, pengajian, khitanan, mappanre temme, aqiqah dan lain-lain.
Meskipun pada zaman dulu Barongko termasuk kudapan mewah, saat ini makanan tradisional yang menjadi warisan budaya satu ini sudah bisa dijumpai di pasar-pasar tradisional. Bahkan beberapa kafe dan hotel di Makassar juga ada yang menghidangkannya. Kue ini lebih mudah dijumpai di bulan Ramadhan, karena menjadi menu favorit berbuka puasa.
7. Cendol
Cendol menjadi salah satu minuman khas Indonesia yang dikenal seluruh masyarakat. Cendol menjadi Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) sejak 2020 silam. Minuman ini popular di daerah Jawa dan Sumatra. Cendol terbuat dari campuran air kelapa, santan, gula merah, dan tepung hunkwe yang disajikan dengan potongan es serut.
Minuman tradisional yang menjadi warisan budaya satu ini biasa dihidangkan dalam mangkuk besar atau gelas besar dengan tambahan gula merah dan santan. Beberapa orang juga ada yang menambahkan kacang atau jagung manis sebagai campuran agar cendol lebih kaya rasa.
Pilihan Editor: 5 Jenis Sate Ini Masuk dalam Warisan Budaya Tak Benda Indonesia
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini