Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Gaya Hidup

Berkunjung ke Museum Kahlil Gibran, Mengapa Nova Riyanti Tobat?

Pengalaman mengunjungi sebuah museum memang seringkali unik. Ini juga dialami pakar Kesehatan Jiwa Nova Riyanti Yusuf yang sedang ada di Lebanon

14 Maret 2018 | 05.25 WIB

NOva Riyanti Yusuf dengan patung Kahlil Gibran, 10 Maret 2018 di Bsharri, 130 Km dari Beirut Lebanon (Foto : Dok Pribadi)
Perbesar
NOva Riyanti Yusuf dengan patung Kahlil Gibran, 10 Maret 2018 di Bsharri, 130 Km dari Beirut Lebanon (Foto : Dok Pribadi)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Tempo.co, Jakarta, Pengalaman mengunjungi sebuah museum memang seringkali unik. Ini juga dialami pakar Kesehatan Jiwa Dr. Nova Riyanti Yusuf yang sedang mengunjungi Beirut Lebanon, dalam rangka menjadi pembicara di Beirut Arab University.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Disela kegiatan, sosok yang juga dikenal sebagai novelis ini pun penasaran dengan makamnya sang penyair ternama kahlill Gibran yang dimakamkan di Bsharri, 130 km dari Beirut, Lebanon.

NOva Riyanti Yusuf dengan latar belakang Museum Kahlil Gibran, 10 Maret 2018 di Bsharri, 130 Km dari Beirut Lebanon (Foto : Dok Pribadi)
Bangunan berbatu yang dikunjunginya ternyata memberikan pengalaman tak terlupakan bagi Nova.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Ampun mencekam banget. Awalnya mau kirim alfatihah jadi kirim ayat kursi karena merinding," katanya lewat pesan singkatnya kepada TEMPO.CO Selasa, 13 maret 2018, sore.

Di museum itu, menurut Nova banyak lukisan karya Gibran dipajang. Dan di lantai basement ada bekas kapel yang menjadi ruang makam sang penyair. Ada tempat tidur dan peti mati yang berisi Jenazah Khalil Gibran.

"Ketika memasuki ruang makam tersebut, terlihat ada bayangan di tembok yang memang dibuat dengan lampu sorot di dekat sketsel untuk pelukis itu. Di sampingnya ada tempat tidur," katanya bercerita. Ruangannya pun dingiiin, ujar Nova menambahkan.

Begitu turun, disambut sebuah tulisan di tembok : "A word I want to see written on my grave: "I am alive like you, and I am standing beside you. Close your eyes and look around, you will see me in front of you..."

"Tobat deh, sereemmm banget," kata Nova. Apalagi maju sedikit ke depan di sisi kanan ada tembok berlubang berisikan casket atau peti mati.

Saat itu Nova, baru menyadari, kenapa dua tamu sebelumnya lari tunggang langgang dari ruangan yang ada peti matinya itu. "Belum lagi saat itu saya datang menjelang maghrib memasuki ruangan ke bawah. Lewat pintu kaca pula," katanya.
Padahal, kata Nova, harusnya dia sebagai penulis novel datang lagi untuk menghayati momen itu.

"Yang ada teman yang turun ke museum itu juga jadi ikutan merinding. Kami stop sampai di situ saja, Gak berani bergerak lagi, apalagi menuju tempat tidurnya. saking takutnya, kami jalan mundur sampai naik tangganya," katanya antara takut dan geli menceritakannya.

Nova Riyanti Yusuf sendiri di Beirut Arab University akan membicarakan tentang Exoticism of spiritual therapy: "unavoidable" alternative psychiatric approach as case study in Indonesia.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus