Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Bersantai di Hotel Modern Ala Kelong

Hotel Indigo Bintan Lagoi Beach menawarkan arsitektur ala Kelong, rumah nelayan.

4 Maret 2025 | 01.53 WIB

Lobi Hotel Indigo Bintan Lagoi Beach, Kepulauan Riau pada pertengahan Februari 2025/Tempo-Mitra Tarigan
Perbesar
Lobi Hotel Indigo Bintan Lagoi Beach, Kepulauan Riau pada pertengahan Februari 2025/Tempo-Mitra Tarigan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Tiang-tiang kayu menjadi pemandangan awal Tempo ketika tiba di Hotel Indigo Bintan Lagoi Beach pada pertengahan Februari 2025. Tiang-tiang itu yang menjadi 'pagar' ketika Tempo turun dari mobil dan berjalan menuju lobi hotel tersebut. Di belakang tiang, terdapat pemandangan kolam dengan air beningnya yang cukup luas. "Konsep hotel kami ini seperti Kelong. Jadi kolam-kolam itu berikan ilusi seolah kita berada di tengah laut. Jadi ini seperti koneksi antar darat dan laut," kata Cluster Marketing Manager Hotel Indigo Bintan Lagoi Beach Mida kepada Tempo pada 16 Februari 2025. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Kelong adalah alat tangkap ikan tradisional di Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau. Biasanya alat ini dirakit dari kayu. Di antara kayu-kayu itu terdapat jala sebagai perangkap ikan yang lewat. Tak jarang, terdapat rumah yang juga terbuat dari kayu di kelong tersebut. Biasanya rumah itu menjadi tempat menginap para nelayan. Sambil beraktivitas, para nelayan akan sabar memantau proses penangkapan ikan berhari-hari, sebelum akhirnya mereka kembali pulang ke rumah mereka di darat membawa hasil tangkapannya. Alat tradisional yang sudah digunakan oleh nelayan Indonesia sejak abad 15 tersebut, masih sering terlihat di pantai-pantai kawasan Kepulauan Riau. 

Kamar di Hotel Indigo Bintan Lagoi Beach/Tempo-Mitra Tarigan

Kelong itu pula yang menjadi inspirasi desain lobi hotel yang berada di Kawasan Pariwisata Lagoi Bintan, Kepulauan Riau itu. Nuansa laut pun semakin terasa ketika di pojok-pojok lobi terdapat tali-temali yang seolah merupakan jala. Sambil menunggu registrasi kamar hotel, para tamu bisa menunggu di sofa dengan latar rangkaian tali tersebut. Untuk menambah nuansa laut pun, beberapa sandaran tempat duduk dibuat khusus seperti anyaman. Itu mirip dengan anyaman wadah tempat penyimpanan ikan. 

Beberapa benda khas laut seperti teropong kecil, jam pasir, hingga miniatur kapal penisi menambah unik ruang lobi hotel yang terbuka itu. Rata-rata warna sarung kursi yang digunakan di sofa lobi hotel tersebut bernuansa kuning, dan hijau. "Ketiga warna itu, adalah warna khas Suku Melayu, masyarakat sekitar Kepulauan Riau," kata Mida. 

Meja samping tempat tidur di Hotel Indigo Bintan Lagoi Beach/Tempo-Mitra Tarigan

Tentu saja, lobi yang unik membuat para tamu mengabadikan momen berharga mereka. Dari pantauan Tempo, para tamu expatriat menghabiskan waktu siang mereka untuk berfoto dalam berbagai angle di sekitar lobi. Ada yang berfoto dengan latar pilar-pilar kayu, ada pula yang berfoto dengan latar tali-temali jala. Tempo sendiri merasa wajib berfoto dengan latar miniatur kapal pinisi yang terlihat megah itu. 

Tempo menginap di salah satu kamar di lantai 8 yang menghadap pantai. Kamar itu berada di lantai paling atas hotel yang baru diluncurkan pada Oktober 2024. Kamar itu cukup luas, namun salah satu yang patut menjadi perhatian utama adalah balkonnya. Dari ruangan itu, Tempo bisa memandang kawasan hotel yang cukup tertata rapi. Saat malam, taman di hotel tersebut terang oleh lampu temaram. Jalan di taman dengan cahaya remang di malam hari bahkan bisa menjadi aktivitas yang seru dengan pasangan. Saat siang hari, pantai dan laut biru pun bisa menjadi pemandangan sejuk dari sofa di balkon. Di balkon itu juga Anda bisa bersantai sambil berendam di bathub berbentuk bulat, atau menikmati kopi sambil membaca buku di kursi balkon. 

Mida mengatakan kamar bisa dianggap sebagai tempat harta karun. Benar saja, nuansa laut masih terasa di kamar ini. Terdapat peta Kepulauan Bintan di dinding kamar itu. Lalu ada pula berbagai minatur yang memberikan nuansa kita sedang berada di kapal di tengah laut. Ada kaca pembesar yang mungkin bisa digunakan ketika kita sedang membaca peta. Ada pula miniatur kapal dengan ornamen dari kayu, serta rantang yang seolah menjadi tempat persediaan makanan kami. 

Lalu yang menurut Tempo cukup unik adalah ada kotak tisu, serta meja kecil di samping tempat tidur yang dirancang seperti sebuah koper harta karun. Seolah-olah tanda bahwa kami sedang bepergian membawa berbagai barang berharga di dalam koper. "Setiap Hotel Indigo memiliki konsep yang berbeda, biasanya kami membawa kisah dari neighborhood (lingkunagn sekitar hotel). Jadi di sini kami angkat budaya melayu dan nelayan, serta Kelong," kata Mida. 

Pemandangan dari kolam Voyage di Hotel Indigo Bintan Lagoi Beach pertengahan Februari 2025/Tempo-Mitra Tarigan

Menurut Mida, hotelnya cocok untuk pasangan atau bahkan orang-orang pensiunan yang memang ingin rileks sekaligus menikmati waktu santai. Ketika di beberapa hotel terlihat ramai dengan orang-orang, di hotel ini para tamu terlihat begitu santai. Bila bosan di kamar, tamu-tamu yang kebanyakan orang asing ini akan bermain di dua kolam yang tersedia. Ada satu kolam yang berhadapan langsung dengan restoran SugarBeats, ada pula kolam Voyage. 

Dari pantauan Tempo, sejak pukul 7 pagi, para tamu asing sudah mengambil kursi panjang berpayung terbaik versi mereka di pinggir kolam renang dengan menaruh buku dan handuk mereka. Nanti setelah sarapan, baru mereka akan menghabiskan waktu di pinggir kolam dengan membaca buku sambil mengenakan kacamata hitam mereka. "Karena mereka memang benar-benar ingin bersantai, yang mereka lakukan hanya berjemur, baca buku, berenang dan makan," kata Mida yang mengatakan sering pula tamu yang menginap sepekan untuk bersantai. 

Walau begitu, sebenarnya banyak pula tamu asing yang lebih sering menghabiskan waktu mereka pada akhir pekan di hotel tersebut. Kebanyakan yang menghabiskan waktu singkat seperti ini adalah tamu dari Singapura. Mida mengatakan sekitar 80 persen tamu mereka adalah wisawatan asing, dan mayoritas berasal dari Singapura. Maklum, jarak Hotel Indigo Lagoi ini sangat dekat dengan negeri Singa tersebut. Ada banyak jalan menuju Bintan. Namun dari hotel ini ke pelabuhan terdekat, yaitu Pelabuhan Bandar Bentan Telani (BBT), hanya sekitar 7 menit menggunakan kendaraan mobil. "Dari BBT ke Singapura pun hanya 1 jam saja menggunakan speed boat. Kalau ke Batam memakan waktu 45 menit," kata Mida. 

Salah satu aktivitas yang banyak disukai wisatawan Singapura di Bintan ada pijat. Menurut Mida, harga layanan ini jauh lebih mahal di Singapura dibanding di Bintan. Hotel Indigo Bintan Lagoi Beach tentu memiliki layanan spa dan pijat itu. Saat ini, mereka harus menumpang layanan tersebut di anggota hotel Grup IHG lain, Holiday Inn Resort Bintan bernama Sunjivva Spa. "Kami masih menyiapkan layanan SPA di sini. Saat ini, karena banyak permintaan soal SPA, kami ubah dua kamar kami untuk menawarkan layanan ini," kata Mida yang mengatakan pernah satu hari mereka melayani 50 tamu untuk spa dan pijat. 

Para tamu dari Singapura, kata Mida, biasanya berangkat dari negeri Singa sekitar pukul 7 pagi pada Jumat. Ia menyarankan bagi warga dari Singapura yang hendak pijat, sebaiknya melakukan pemesanan terlebih dahulu. Sehingga ketika sampai di Bintan, mereka bisa menikmati layanan pijat selama 30 menit hingga 1,5 jam. Setelah itu, mereka pun bisa menikmati makan siang, lalu baru check in hotel yang dimulai pukul 15.00. "Wisawatan Singapura biasanya sudah bekerja sangat keras Senin hingga Jumat, sehingga akhir pekan mereka mau istirahat dan rileks di sini," kata Mida. 

Tempo sempat mencoba layanan pijat Indonesian Urut di Sunjivva Spa selama 1,5 jam. Selain Indonesian urut, wisatawan pun bisa memilih jenis spa lain berupa Aroma Bliss, Vitality Sports, Back Soother, dan Sole to Soul dengan harga antara Rp 325-700 ribu. Salah satu petugas Sunjivva Spa mengakui layanan mereka salah satu yang sangat dicari oleh para wisatawan. Sehingga ia menyarankan agar para tamu melakukan pemesanan terlebih dahulu agar mendapat tempat. 

Pemandangan dari kolam Voyage di Hotel Indigo Bintan Lagoi Beach/Tempo-Mitra Tarigan

Hotel Indigo Bintan Lagoi Beach sangat dekat dengan pantai. Dari ujung kolam renang, jarak ke bibir pantai sekitar 50 meter saja. Namun penting untuk tamu bertanya kepada petugas untuk mengatahui kondisi pantai terbaru. Saat Tempo berkunjung, warna air di pantai itu sebenarnya sangat biru. Mirip dengan kebanyakan pantai di Indonesia. Namun ternyata para petugas mengingatkan agar sebaiknya jangan main di pantai hari itu. "Lagi ada banyak ubur-ubur bening. Nanti tersengat," kata Recreation Attendant Hotel Indigo Bintang Lagoi Beach Zadistry alias Dessy sore itu. 

Benar saja, di bibir pantai, terlihat para ubur-ubur yang kecil bening yang terdampar. Menurut Dessy, bila terkena tentakelnya, kulit akan merasa gatal dan merah. Dessy bahkan dengan semangatnya mengingatkan rombongan wisatawan dari Spanyol di dekat hotel yang terlihat sedang menyusuri pantai.

Mida mengatakan sebenarnya disarankan para tamu lebih banyak bermain air di kolam-kolam yang tersedia, agar aman. Namun bagi yang ingin menikmati pantai, ia menyarankan agar lebih waspada. Kondisi pantai cukup beragam. Selain ada banyak ubur-ubur di dekat pantai pada pertengahan Februari 2025, sebelum Tahun Baru Imlek angin laut dari pantai sangat tinggi. Sehingga aktivitas di pantai pun diminta dikurangi demi keselamatan bersama. "Kami memberi tanda bendera merah di dekat pantai tanda bahaya. Para tamu pun biasanya kami ingatkan tentang kondisi pantai sejak mereka registrasi di resepsionis," kata Mida. 

Bersantai di hotel ini dan mengumpulkan energi bisa menjadi salah satu pilihan bagi Anda yang sudah lelah bekerja. Menikmati hotel ala Kelong ini membuat pengunjung semakin merasa dekat dengan budaya di Tanah Gurindam Dua Belas.

Mitra Tarigan

Mitra Tarigan

Alumnus Fakultas Hukum Universitas Diponegoro serta John Doherty Asia Pacific Journalism Internships Program di Melbourne, Australia, pada 2019. Saat ini fokus menulis isu kesehatan dan gaya hidup serta humaniora

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus