Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poin penting
Biaya modifikasi mainan mobil balap RC drift 1/10 bisa mencapai puluhan juta rupiah.
Pehobi mengganti perangkat mainan untuk meningkatkan akselerasi mobil di jalur pacu.
Pehobi mobil RC off-road juga merakit ulang mainannya agar bisa bermanuver di jalur curam hingga berlumpur.
MOBIL balap Nissan seri 180SX abu-abu gelap melaju dengan kecepatan tinggi sebelum bermanuver dengan membelokkan kedua ban depannya hingga membentuk sudut 180 derajat di salah satu tikungan Little Tokyo Drift Arena, Blok M Square, Jakarta Selatan. Pengemudinya tengah mencoba menyelesaikan putaran trek sambil menghindari mobil Nissan Silvia S15 hijau yang terus membuntuti dalam jarak sekian milimeter.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pengemudi harus menyelaraskan kecepatan dengan akselerasi kemudi sehingga mobilnya tetap berada di jalur pacu yang penuh tikungan tersebut. Peningkatan revolutions per minute atau RPM kedua mobil itu menghasilkan deru mesin dari dinamo dan gear yang menggema di seluruh ruangan. Adu kebut ini juga beberapa kali menghasilkan benturan antarmobil dan pembatas arena.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Meski demikian, para pengemudi dalam kondisi aman karena mengendalikan mobil mereka dari luar arena balap. Dua mobil mainan tersebut adalah remote control (RC) atau kendali jarak jauh jenis drift. Hobi ini berkembang seiring dengan popularitas beberapa film adu kebut mobil, seperti The Fast and the Furious, pada awal 2000-an.
“RC drift memang kemudian bukan hanya mainan mobil, tapi sebuah hobi sehingga harganya kemudian bisa mahal,” kata pemilik Little Tokyo Drift Arena, Rizqi Ario, di lokasi jalur pacu, Rabu, 6 Juli lalu.
Rizqi sendiri memiliki sembilan mobil kendali jarak jauh. Ia mempunyai empat unit mobil RC off-road atau adventure yang salah satunya menghabiskan dana perakitan hingga Rp 25 juta. Lalu tiga mobil RC WPL 1/16 atau jenis bak terbuka yang salah satu unitnya sempat mengalami modifikasi dengan biaya sebesar Rp 10 juta. Juga dua mobil RC drift 1/10 dengan desain badan Nissan 180SX dan Mazda MX5.
Pehobi Mobil Remote Control (RC) Drift, Rizqi Ario berfoto dengan koleksinya di Little Tokyo Drift Arena, Blok M Square, Jakarta, 6 Juli 2022. TEMPO/M Taufan Rengganis
Menurut Rizqi, biaya perakitan mobil RC drift Nissan 180SX lebih dari Rp 35 juta. Pria 42 tahun ini membeberkan beberapa komponen mahal yang membuat mainan mobil tersebut memiliki spesifikasi high-end. Harga sasis atau rangka utama mesin mobil mencapai Rp 10,5 juta. Badan mobil dari bahan polikarbonat dan jasa pengecatan sebesar Rp 2 juta. Total biaya pemasangan empat suspensi roda dan ban diperkirakan Rp 2 juta. Sedangkan harga dinamo, speed controller, baterai, gyro, dan servo sekitar Rp 10 juta.
“Alat remote control-nya merek Sanwa M17 sekitar Rp 7,5 juta. Tapi satu ini bisa untuk mengendalikan 250 mobil RC. Secara digital tinggal di-input dalam sistem,” ujar pemilik toko dan bengkel Little Tokyo tersebut.
Rizqi mengatakan dia telah lama memiliki minat terhadap dunia otomotif. Ia sempat menjadi anggota komunitas pencinta mobil Mazda dan sepeda motor Vespa. Ayah dua anak ini justru baru mulai menggemari mobil mainan saat bertemu dengan komunitas mobil RC di arena Blok M Plaza pada awal 2015. Dia pun akhirnya membuat trek balap mobil RC sendiri pada November 2021.
Menurut Rizqi, jumlah pemilik dan peminat mobil RC yang biasa menggunakan trek Little Tokyo mencapai 40 orang. Angka ini cukup konsisten, meski anggotanya berganti dari yang pensiun dengan yang baru bergabung. Para pehobi pun berasal dari berbagai umur dan profesi pekerjaan, dari wirausaha, pegawai pajak, sampai dosen.
Beberapa penggemar memang memiliki mobil RC dengan kualitas tinggi. Mereka merakit komponen mesin dan komponen lain sesuai dengan kenyamanan serta kebutuhan. Beberapa di antara mereka bahkan datang membawa koper berisi mobil, alat pengendali, dan sejumlah suku cadang. Selain mempertimbangkan harga mainan, seorang pehobi harus menyewa arena atau jalur balap mobil RC, yang saat ini jumlahnya masih sangat terbatas. Biasanya mereka dikenai biaya sewa Rp 30 ribu per hari atau Rp 200 ribu per bulan.
“Kalau hanya menyebut total harga memang mahal, setara dengan membeli sepeda motor atau iPhone. Tapi biasanya mobil RC itu dirakit bertahap, jadi tak dalam satu waktu yang sama,” kata Rizqi.
George Mario, 32 tahun, mengaku merogoh kantong cukup dalam untuk memiliki mobil RC drift impiannya. Pehobi mainan bentuk mobil sport ini awalnya menjadi kolektor dan perakit mobil 4WD mini seperti Tamiya hingga akhir 2019. Dia kemudian memulai kecintaan pada mobil kendali jarak jauh dengan memesan satu unit mobil RC drift desain Nissan XR118 dari Jepang senilai Rp 9 juta pada awal 2020.
George perlahan kemudian memodifikasi mobil mainannya itu dengan komponen yang memiliki spesifikasi lebih mutakhir. Menurut dia, perakitan mobil berwarna merah marun tersebut menghabiskan dana hingga Rp 35 juta. Maka mobil balap kendali jauhnya tersebut memiliki nilai setara dengan Rp 44 juta.
“Tapi puas karena semua spare part orisinal sesuai dengan kebutuhan. Saya beli langsung dari Jepang, negara asal mobil RC,” tutur salah satu pegawai perusahaan start-up tersebut.
Belakangan, kata George, hobi mobil balap kendali jauhnya itu tak hanya untuk mengisi waktu dan memuaskan hasratnya bermain. Dia juga mulai tekun menempa kemampuannya menjadi pemain mobil RC drift profesional.
Meski pemain baru, pria kelahiran Bogor, Jawa Barat, pada April 1990 ini telah memacu diri dengan berpartisipasi dalam sejumlah pertandingan tingkat nasional dan internasional. Beberapa perlombaan nasional pernah digelar di Jakarta, Banten, dan Surabaya. Sedangkan kejuaraan internasional terakhir adalah perlombaan mobil RC drift di Far East Plaza, Singapura, 25-26 Juni 2022. “Saya masuk delapan besar. Ini prestasi besar buat saya, meski hadiahnya hanya trofi (tak ada uang),” ujar George.
Jon Hendri penghobi mobil remote control menunjukan unit Jimny Sierra miliknya di Indralaya Ogan Ilir, Sumatera Selatan, 5 Juli 2022. TEMPO Parliza Hendrawan
Perbedaan komponen mobil RC drift memang sangat berpengaruh pada performa dalam pertandingan. Salah satunya remote control atau alat kendali jarak jauh. Sejumlah merek hampir tiap tahun mengeluarkan seri terbaru yang menawarkan peningkatan kualitas.
Setiap seri, menurut para pehobi, memiliki tingkat sensitivitas dan kecepatan koneksi dengan mobil mainan. Perbedaan kecepatan koneksi sepersekian detik saja bisa mempengaruhi hasil pertandingan. Hal ini yang membuat pehobi berani keluar uang banyak untuk meningkatkan kualitas mobil balap mereka.
Ketua Harian Komunitas Slicks Bogor Eka Hasgara mengakui minat atau hobi memainkan mobil RC memang terus bertahan. Meski demikian, menurut dia, jumlahnya relatif berkurang, terutama sejak tren perubahan mobil RC dari tipe four-wheel drive atau 4WD menjadi two-wheel drive atau drift. Harga pasaran mobil RC drift yang berkali lipat dari 4WD menjadi pemicu utama. Kini jumlah anggota Slicks yang memainkan mobil RC drift berkurang dari 20 menjadi 5 orang.
“Salah satu alasannya adalah harga mainannya sangat mahal. Dulu mobil RC (4WD) bisa dibeli dan dirakit dengan harga Rp 2-3 juta. Sekarang kalau mau mobil RC drift minimal sudah Rp 8-9 juta,” kata pria 40 tahun tersebut.
Pemilik Toko Bogor Mini 4WD itu mengatakan hobi mobil RC drift juga tak mudah. Selain harganya mahal, pemilik memerlukan kemampuan dan kemahiran untuk mengendalikan mobil mainannya di jalur balap. Dia menilai seorang pemula membutuhkan waktu latihan secara intens minimal empat bulan untuk menguasai teknik balapan dan fitur pada alat kontrol.
Menurut Eka, penggemar mobil kemudian terbagi dalam sejumlah jenis hobi seiring dengan perkembangan industri mainan. Beberapa orang menjadi kolektor dan pemodifikasi mainan diecast. Hobi yang juga kembali marak adalah balap mobil mainan jenis 4WD mini. Sedangkan untuk kendali jarak jauh, beberapa pehobi bisa memilih jenis yang lebih terjangkau, seperti mobil RC off-road atau WPL.
Meski RC tipe adventure tergolong lebih murah, sejumlah pehobi mobil jenis ini juga bisa menghabiskan uang belasan hingga puluhan juta rupiah untuk mengulik—istilah memodifikasi kendaraan—mobil mainan mereka. Salah satunya Jon Hendri, 40 tahun, yang memiliki 21 unit mobil RC off-road. Koleksinya terdiri atas mobil RC built-up atau buatan pabrik dan modifikasi pribadi. Ukuran mainan mobilnya juga memiliki tiga varian, yaitu 1 : 8, 1 : 10, dan 1 : 12.
Menurut Jon, beberapa mainannya itu dibeli dengan harga sekitar Rp 4 juta per unit. Namun dia telah melakukan banyak modifikasi yang bisa menghabiskan dana belasan hingga puluhan juta rupiah per mobil mainannya.
Beberapa mobil RC milik Jon adalah miniatur dari Jimny Sierra 84, Jimny TRX 4, Jimny SCX 10, Land Rover, Range Rover, Cherokee, Land Cruiser 70, Land Cruiser 80, Hilux single cabin, Jeep Willys, dan Vanquish VS 4.10 Origin. “Bisa dibilang Vanquish VS 4.10 Origin ini yang paling mahal harganya karena sudah tidak diproduksi lagi,” ucap pria asal Ogan Ilir, Palembang, tersebut.
Meski demikian, Jon mengatakan mainan kesayangannya adalah mobil RC Jimny Sierra 1984 skala 1 : 8. Unit 4x4 warna kuning terang ini memiliki akselerasi dan kemampuan manuver wahid untuk menaklukkan trek berbukit dan berlumpur. Dia juga telah mengubah sejumlah komponen dari mesin mobil tersebut hingga menghabiskan dana lebih dari Rp 20 juta.
Anggota Komunitas Mobil RC Drift Bogor, Slicks saat bermain di Arena Mall BTW Bogor, 6 Juli 2022. Tempo/MA Murtadho
Mobil RC ini menggunakan penggerak ESC Mamba X + motor Holmes Puller Pro 2; gardan Vanquish Currie SCX ll; dan gearbox Axial SCX ll. Jon menambahkan komponen yang memastikan daya tahan mobil di trek curam seperti Winch tipe 8274 RC 4WD, pelek Beadlock Bandito, ban Pro-Line SS TSL SX, sasis karbon, dan shock Gmade Xd 75 mm. “Awalnya beli hanya untuk menemani anak bermain di depan rumah,” kata pegawai swasta yang mulai bermain mobil RC pada 2016 itu.
Seperti pehobi tipe drift, jumlah penggemar RC off-road terus berkembang. Pertandingan dan sosialisasi di media sosial turut menumbuhkan minat pada hobi mainan mobil kendali jarak jauh tersebut. Wendy, 39 tahun, anggota Rubicoli Club, mengatakan ada 120 pemain mobil RC di Palembang. Mereka berasal dari beragam kalangan, dari anak, pelajar, mahasiswa, hingga pekerja.
Hal itu juga yang membuat komunitas tersebut sering menggelar pertandingan. Salah satunya Fornas VI Kormi-IOF Racing Adventure dan Remote Control, yang digelar di Sirkuit Offroad Pangkalan Udara Sri Mulyono Herlambang, Palembang, pada awal Juli lalu. “Kami juga rutin menggelar latihan bersama,” ujar pegawai badan pengelolaan pajak daerah itu.
Wendy juga tak menafikan biaya kerap menjadi kendala perkembangan hobi mobil mainan RC. Walau begitu, mereka selalu memberi rekomendasi sejumlah mainan mobil kendali jarak jauh dengan harga yang lebih terjangkau bagi semua kalangan. “Mobil skala 1 : 10 itu masih ada yang harga Rp 3 juta. Kalau 1 : 12 dan 1 : 16 bisa Rp 2 juta ke bawah,” ucap Wendy
M.A. MURTADHO (BOGOR), PARLIZA HENDRAWAN (PALEMBANG)
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo