Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Jus delima adalah sumber vitamin C yang luar biasa, juga mengandung konsentrasi tinggi elagitanin. Seperti vitamin C, elagitanin juga mengandung zat antioksidan, antikarsinogenik, dan antiperadangan. Buah delima sendiri sudah dikenal sejak zaman Yunani dan Romawi kuno.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Stres, kurang tidur, dan paparan asap, polutan, serta matahari adalah faktor-faktor yang bisa menghambat efisiensi sel-sel dalam mengalirkan nutrisi, oksigen, serta menghentikan darah luka. Antioksidan pada jus delima diklaim bisa melawan kerusakan pada sel-sel akibat peradangan, memastikan sistem imun bekerja dengan semestinya, jelas Tracy Lockwood Beckerman, pakar diet dan penulis The Better Period Food Solution.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Bolehkah diminum setiap hari?
"Jus buah delima adalah makanan yang serbabisa bila dipadukan dengan makanan sehat atau dibuat smoothie dengan sumber protein seperti biji-bijian dan selai kacang," ujar Beckerman kepada USA Today.
Akan tetapi, jika minum jus delima setiap hari waspadai kandungan tanin, katanya. Seperti pada anggur merah, tanin pada jus delima akan menodai gigi seiring waktu. Untuk mencegahnya, selalu berkumur dengan air setelah minum jus delima.
Adakah efek negatif minum jus delima?
Tidak ada, tapi penting untuk memahami makan delima dalam bentuk buah lebih baik dari jus yang telah berkurang kandungan seratnya, jelas Beckerman. Namun jus delima dicerna lebih cepat dibanding dalam bentuk buah. Efeknya, kemungkinan naiknya gula darah yang bisa menyebabkan resistensi insulin dan terus ingin makan manis sepanjang hari.
"Namun bila memadukannya dengan makanan yang mengandung protein seperti telur, alpukat, dan kacang-kacangan efeknya tak terlalu mengkhawatirkan," tutur Beckerman.
Pilihan Editor: Jangan Hentikan Pengobatan Lupus meski Sudah Dapat Remisi