Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Ramadan merupakan bulan suci yang penuh berkah, di mana umat Islam di seluruh dunia berpuasa dari fajar hingga magrib. Salah satu tradisi yang umum dilakukan saat berbuka puasa adalah mengonsumsi kurma.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Saat menjalankan ibadah puasa, penderita diabetes dituntut untuk lebih jeli dan teliti dalam memilih jenis serta jumlah makanan yang dikonsumsi, baik saat sahur maupun berbuka. Tradisi berbuka puasa dengan mengonsumsi kurma menjadi salah satu dilema, mengingat kurma kaya akan karbohidrat dan gula alami.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Penderita diabetes berbuka puasa dengan kurma
Kurma dikenal sebagai sumber karbohidrat yang kaya serat. Karena itu, buah ini menjadi pilihan ideal untuk berbuka puasa karena kaya akan energi dan nutrisi penting.
Dilansir dari Times Now News, kandungan gula alami dalam kurma memberikan tambahan energi setelah seharian berpuasa dan membantu mengurangi keinginan akan makanan manis. Selain itu, kurma juga mengandung banyak nutrisi, seperti vitamin, mineral, dan asam amino, yang membantu menjaga keseimbangan tubuh.
Memulai berbuka dengan kurma juga merangsang produksi jus pencernaan, mempersiapkan lambung untuk menerima makanan lebih lanjut, serta memberikan hidrasi setelah sehari berpuasa. Ini adalah tradisi yang telah menyatukan umat Islam di seluruh dunia selama Ramadan.
Penderita diabetes diperbolehkan mengonsumsi kurma untuk berbuka puasa karena mengandung gula alami. Namun, penting untuk memperhatikan jumlah kurma yang dikonsumsi.
Berapa buah yang dianjurkan?
Dikutip dari diabetes.org.uk, dua buah kurma besar atau sekitar 30 gram tanpa biji dapat menyediakan sekitar 20 gram karbohidrat bagi tubuh, yang kurang lebih sama dengan satu irisan roti ukuran sedang.
Para ahli menyarankan penderita diabetes untuk membatasi konsumsi kurma hingga satu buah saja saat berbuka atau memulai berbuka dengan segelas air untuk menghindari lonjakan gula darah yang signifikan. Ini penting untuk menjaga kadar gula darah tetap stabil dan menghindari konsumsi karbohidrat berlebih.
Selain itu, sangat disarankan untuk memilih cairan bebas gula untuk rehidrasi, dengan air sebagai opsi terbaik. Hindari minuman manis seperti soda atau jus buah yang dapat meningkatkan gula darah dan membuat merasa lebih haus.
Alternatif Takjil
Pemilihan makanan saat berbuka sangat penting. Hindari makanan manis dan gorengan. Sebagai gantinya, pilih metode memasak yang lebih sehat seperti memanggang atau membakar. Pilihan makanan seperti ayam panggang atau bakar dapat menjadi alternatif yang baik.
Saat berbuka, sangat disarankan untuk mengonsumsi makanan dengan karbohidrat rendah dan tinggi protein, seperti yang direkomendasikan oleh tenaga kesehatan atau ahli diet.
Makanan manis dan gorengan sebaiknya dihindari karena hanya sedikit jumlahnya pun dapat meningkatkan kadar gula darah secara signifikan. Jika perlu mengonsumsi makanan jenis ini, pilihlah porsi yang lebih kecil dan pertimbangkan alternatif bebas gula seperti buah ara, kurma, buah-buahan, atau kayu manis.
Dengan memperhatikan asupan dan jenis makanan saat sahur dan berbuka, penderita diabetes dapat menjalankan ibadah puasa dengan lancar tanpa mengkhawatirkan fluktuasi kadar gula darah. Selalu konsultasikan dengan ahli gizi atau dokter Anda untuk mendapatkan rencana makan yang sesuai selama bulan Ramadan.
Pilihan Editor: 11 Jenis Kurma dan Harganya, Dari Yang Termahal Hingga Termurah