Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Bukan Sedang Ada yang Membicarakan, Ini Penyebab Telinga Berdenging

Telinga berdenging atau berdengung adalah gejala tinnitus, bukan karena ada orang lain yang sedang membicarakan kita.

8 Februari 2024 | 23.05 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Saat telinga berdenging, sebagian masyarakat percaya ada orang yang tengah membicarakan kita. Namun tidak demikian halnya secara medis. Telinga berdenging atau berdengung adalah gejala tinnitus. Apa itu?

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Kebanyakan orang mengalami telinga berdenging setelah menonton konser. Tapi jika tak juga hilang setelah satu hari, bisa jadi penyebabnya perlu mendapat perhatian," kata Daniel S. Troast, dokter audiologi di HearUSA, kepada Fox News Digital.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tinnitus biasanya ditandai suara berdenging atau mendengung. Tapi sebagian orang juga mengaku seperti mendengar suara jangkrik atau musik, menurut Troast. Penyebab utama tinnitus adalah suara bising yang mengganggu pendengaran. Sekitar 90 persen orang yang mengalami tinnitus biasanya juga mengalami kehilangan pendengaran, menurut Mayo Clinic.

"Tinnitus lebih ke kondisi otak daripada kondisi pendengaran. Biasanya ini merupakan respons otak terhadap perubahan sistem pendengaran," tutur Troast.

Pengaruh otak
Buat pemilik pendengaran normal, otak biasanya menerima sinyal pada berbagai frekuensi yang bergerak melewati saluran telinga. "Akan tetapi bila seseorang kehilangan pendengaran maka otak pun berhenti menerima sinyal tersebut dan tinitus merupakan respons otak dan kehilangan komunikasi dengan telinga," tambahnya.

"Kehilangan pendengaran dan munculnya tinnitus bisa diakibatkan satu paparan, seperti tembakan senjata api militer, atau yang lebih umum paparan suara bising pada level yang membahayakan, seperti mendengar musik atau menonton konser," jelas Troast.

Penyebab lain termasuk pengobatan, tersumbat kotoran telinga, infeksi telinga, masalah gigi, serta cedera kepala atau leher," ungkapnya.

Meski demikian, ada juga mitos terkait tinnitus, yakni bisa disembuhkan. Namun Troast menyebut kondisi ini tak bisa disembuhkan total, hanya bisa dikelola dengan efektif. Rekomendasi yang paling umum di antaranya menggunakan obat tetes telinga dan atau minum suplemen. Jika sudah dalam kondisi berbahaya, Troast mengingatkan untuk segera memeriksakan diri ke dokter spesialis. Meski tak berbahaya buat fisik, tinnitus bisa sangat merusak mental pasien. 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus