Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Terkadang bulu hidung tumbuh sampai melewati lubang, sehingga mengganggu tampilan wajah. Sebab itulah demi penampilan, seseorang yang merasa tak nyaman akan memotong, bahkan juga mencabut (waxing) bulu hidung. Padahal, bulu hidung berfungsi menyaring partikel kotor di udara yang dihirup manusia saat bernapas.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ahli dermatologi Purvisha Patel mengatakan, waxing bulu membuat hidung kehilangan penyaring udara. Hal paling buruk ketika waxing menyebabkan seseorang kehilangan permukaan kulit yang menyebabkan peradangan di dalam hidung. Kantong kelenjar (folikel) yang kosong akan menjadi tempat menempel kotoran dan bakteri. Hal itu yang bisa menyebabkan infeksi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Tidak disarankan waxing bulu hidung,” kata Patel, seperti dikutip dari Shape.
Ketimbang waxing, memotong bulu hidung bisa menjadi pilihan yang paling mudah dan aman, sehingga tak menyebabkan peradangan. Memotong bulu hanya memperpendek, tanpa melukai kulit halus dalam hidung.
Cukur bulu hidung secukupnya supaya tidak kehilangan fungsi penyaring udara. Mengutip Medical News Today, sebelum mencukur penerangan harus cukup saat menghadap cermin. Sebelum memotong sebaiknya memastikan tak ada kotoran yang menempel di bulu hidung.
Cukur bulu yang terlihat keluar dari lubang hidung. Cukur ujungnya saja, supaya masih tersisa bulu untuk menyaring udara. Embus udara dari dalam hidung beberapa kali setelah mencukur, supaya mendorong keluar sisa bulu yang terpotong.
HENDRIK KHOIRUL MUHID