Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Bulu hidung bagian alami dari tubuh manusia yang bermanfaat untuk sistem pernapasan. Terkadang bulu hidung tumbuh sampai melewati lubang, sehingga mengganggu tampilan wajah. Sebab itulah demi penampilan, seseorang yang merasa tak nyaman akan memotong, bahkan juga mencabut (waxing) bulu hidung.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Memotong bulu hidung memang masih aman, tapi cukup ujungnya saja yang keluar dari lubang. Sedangkan waxing, bukan hal yang tepat, karena kantong kelenjar (folikel) akan kosong atau hidung kehilangan penyaring udara.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Mengutip situs web Cleveland Clinic, ketiadaan bulu menyebabkan hidung mudah terpapar partikel kotor. Padahal, kesehatan pernapasan sangat penting untuk tubuh.
Bagi seseorang yang asma, bulu membantu menghalangi alergen melewati rongga hidung. Kalau tak ada bulu hidung partikel kotor akan masuk ke paru-paru. Bagi sebagian orang, itu bisa meningkatkan risiko asma. Bulu hidung juga berfungsi untuk menetralkan suhu agar sesuai dengan paru-paru. Seseorang bisa mengalami mimisan jika udara terlalu kering.
Mengutip Healthline, kebiasan mencabut menyebabkan bulu hidung tumbuh di bawah permukaan kulit (ingrown hair). Gejalanya ditandai dengan timbulnya benjolan seperti jerawat di bagian dalam cuping hidung. Itu tersebab iritasi, maka akan muncul rasa sakit dan gatal. Ingrown hair memang akan sembuh dengan sendirinya, tapi terkadang bisa menjadi masalah serius kalau keseringan mencabut bulu hidung.
Mencabut bulu hidung bisa mengakibatkan infeksi folikel (furunculosis), seperti dikutip dari National Institutes of Health. Kondisi ini biasanya terjadi pada orang yang sedang kekurangan imun. Furunculosis terasa nyeri dan ada pembengkakan berwarna merah.
HENDRIK KHOIRUL MUHID