Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Bumbu penyedap rokok

Serbuk buatan jepang, konon, dapat menyulap nikotin menjadi bahan vitamin b kompleks.

20 Juni 1992 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

ASAP rokok semerbak legit bagai aroma biskuit, setelah ujung batang rokok diolesi serbuk Tobacco Pass. Malah, dalam brosur produk Jepang itu disebutkan bahwa racun rokok yang berupa nikotin dan tar, yang selama ini ditakuti, bisa disulap menjadi nicotinic acid -- unsur vitamin B kompleks. Bagi para pecandu rokok, temuan dari Negara Sakura itu jelas merupakan hiburan khas. Walaupun begitu, mereka tetap disarankan hatihati menggunakan bahan yang tampaknya mustahil itu. Barang berupa serbuk halus yang dikemas dalam tabung mungil itu mulai dipasarkan di Indonesia sejak awal tahun ini. Produsen serbuk penyedap itu bermarkas di Osaka, Jepang. Menurut presiden direkturnya, Hirohito Matsumoto, serbuk tersebut pertama kali ditemukan oleh Doktor Seigi Nio, bekas dosen Fakultas Pertanian Universitas Tokyo, sekitar awal 1970an. "Hampir 23 tahun dia meneliti ramuan serbuk itu," kata Matsumoto. Namun, sebelum ramuan tersebut sempat dipatenkan, Seigi Nio meninggal pada Juni 1981. Sebelum memberi label Tobacco Pass, mulamula Seigi Nio menamai produk itu Tabacool. Bagaimana proses temuan itu tampaknya kini sulit diketahui. Hanya, sebelum perintis rokok putih rendah nikotin dan tar di Jepang itu meninggal, ia sempat menularkan ilmunya itu kepada seorang staf dari Pass Inc. Bahan itu, kata Matsumoto, pernah dianalisa oleh ahliahli rokok di Peru. Sebab, tenaga ahli tentang rokok itu tidak tersedia di Jepang. Dan kemudian terbukti, dengan menggunakan serbuk tersebut nikotin di dalam rokok melalui proses pembakaran berubah menjadi asam nikotin atau nicotin acid 70% sampai 80%. Bahan itu merupakan unsur vitamin B kompleks. Jika demikian adanya, serbuk itu bisa mengubah bahan berbahaya menjadi bahan yang berguna bagi tubuh manusia. Apalagi vitamin B larut dalam air, sehingga kalau berlebihan otomatis dibuang oleh tubuh. Selain bisa menghasilkan bahan vitamin B kompleks itu, di dalam brosur, Tobacco Pass juga direklamekan manfaatnya untuk mengurangi risiko gangguan kesehatan karena polusi asap rokok. Juga mengurangi bau dari rasa yang kurang enak di mulut serta tidak menimbulkan iritasi tenggorokan. Tobacco Pass mulai diproduksi besarbesaran sejak tahun 1987. Serbuk itu kabarnya merupakan ramuan dari 19 macam tumbuhan tanpa paduan bahan kimia lain. Dengan alasan rahasia perusahaan, Matsumoto merasa keberatan kalau membeberkan nama ke19 unsur kandungan serbuk tersebut. Walaupun di Jepang sendiri produk itu sudah beredar sejak tiga setengah tahun lalu, sampai sekarang namanama unsur itu tidak pernah disebutkan, baik di dalam brosur maupun di lembar iklannya. Namun, atas permintaan TEMPO, Matsumoto mengungkapkan empat unsurnya, yakni ganoderma, natural vanilin, lactic acid, dan fatty ester. Yang disebut ganoderma adalah bahan sejenis jamur -- selama ini dikenal sebagai bahan baku obat tradisional Cina. Bahan tersebut, kabarnya, lazim untuk obat kuat dan penawar sakit. Malah diduga dapat digunakan sebagai obat kanker dan alergi. Matsumoto, yang mengaku tak mengerti banyak tentang unsurunsur dalam Tobacco Pass itu, tampak enggan menjelaskan lebih lanjut. "Siapa pun akan sulit meniru produk ini, karena komposisi unsurnya sangat rumit," katanya. Meski kurang jelas unsur kandungan bahannya, serbuk itu konon disukai pecandu rokok. Sebab, Tobacco Pass bukan dikategorikan sebagai obat, melainkan hanya barang kesukaan. Mirip permen, misalnya, sehingga barang ini bebas berkeliaran di pasar. Menurut Matsumoto, tahun lalu serbuk seharga 1.000 yen per tabung itu (sekitar Rp 16.000) laku satu juta tabung. Tabung itu berisi 1,5 gram serbuk atau cukup untuk 300 kali olesan. Cuma, di Jepang sendiri untuk mendapatkannya tidaklah mudah, karena tidak tersedia di kioskios umum. Di Tokyo, misalnya, orang harus ke pasar swalayan yang terkenal. "Strategi pemasaran ini perlu ditempuh supaya konsumennya pelanpelan mengerti keunggulan produk ini," kata Matsumoto. Ia mengatakan sudah mengekspor Tobacco Pass ke delapan negara, antara lain Taiwan, Hong Kong, Muangthai, Korea Selatan, Brasil, dan Indonesia. Janji yang tercantum dalam brosur serta pernyataan bos produsen serbuk itu ditanggapi di Jakarta oleh Dokter Sardjono O. Santoso dengan nada hatihati. Ahli farmakologi dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia itu tampaknya sulit mempercayai bahwa serbuk tersebut bisa mengubah bahan racun rokok menjadi bahan yang berguna bagi tubuh, seperti vitamin B kompleks. Kalaupun baunya menjadi mirip aroma biskuit, itu bisa saja terjadi. Sebab, menurut Sardjono, bahan itu mengandung vanili alamiah. "Saya tidak yakin serbuk itu mampu menghilangkan nikotin dan tar yang dihasilkan rokok," katanya. Ahli farmakologi itu malah menyamakan produk tersebut dengan jamujamu tradisional yang selama ini sudah banyak beredar di Indonesia. "Mungkin Tobacco Pass itu mirip jamu Antinik, yang menyebutkan bisa mengurangi nikotin," katanya. Hanya, lemahnya produkproduk itu, katanya, umumnya tidak disertai dengan uji klinik. Jadi, memang susah dibuktikan secara scientific. Munculnya kritik bernada serupa sudah dihadang oleh sang produsen. Kalau ada yang mencurigai si serbuk penyedap tidak bermanfaat, itu tidak menjadi soal baginya. Tak membeli pun tak jadi apa. "Kami tidak memaksakan harus memakai produk kami," katanya. Eh! Gatot Triyanto (Jakarta) dan Seiichi Okawa (Tokyo)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus