Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kriminal

Tamatnya sang jagoan

Seorang lelaki yang diduga biang keresahan penduduk penungkal abab tewas ditembak petugas.

20 Juni 1992 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

PETUALANGAN lelaki kerempeng berusia 20 tahun itu berakhir sudah. Kepalanya ditembus peluru petugas setelah terjadi duel tembakan, akhir bulan lalu. Siapa dia, identitasnya hingga kini belum terkuak. Menurut polisi, dialah pelaku tunggal dari empat perampokan di Kecamatan Penungkal Abab, Kabupaten Muaraenim, Sumatera Selatan. Kapolda Sumatera Bagian Selatan, Mayor Jenderal Rukman S., mengatakan akibat sepak terjang penjahat itu membuat penduduk resah. Karena gesit dia bergerak, warga menjulukinya Anak Setan. Sekitar 10 korban telah jatuh di tangan lelaki yang suka memanggul senjata laras panjang itu. Jika beraksi, ia memakai sepatu lars. Mukanya dicoreng dengan jelaga. Kejahatan pertama yang dilakukan Anak Setan itu adalah menyatroni rumah Romli di Kompleks Karyawan Balai Penyuluh Pertanian di Panungkal Abab, pertengahan bulan lalu. Tengah malam itu, ia minta uang secara paksa. Tapi Romli menampiknya. Penolakan itu membuat Anak Setan menembak beberapa perabot yang terpajang di ruang tamu. Selain sebuah TV pecah, sebutir peluru menyerempet lengan Ernawati, istri Romli. Dan sebelum pergi, beberapa perabot dibakarnya. Kemudian Anak Setan ke rumah Kamisdin, tetangga Romli. Ia minta uang Rp 200 ribu. Kamisdin tidak sudi membuka pintu. "Kami hanya menyanggupi Rp 20 ribu," ujar Sri Martini, istri Kamisdin. Dan kemudian, menurut Sri, akhirnya Anak Setan mau juga mengantongi uang yang disodorkan lewat celah pintu itu. Sembilan hari berikutnya lelaki itu "berburu" di Desa Gunung Ayu -- sekitar 2 km dari tempat kejadian pertama. Di jalan ia menjumpai Husni. Warga desa itu lari ketakutan. Anak Setan marah. Ia membidikkan senjatanya ke arah lelaki yang terbiritbirit itu. Dor. Peluru menembus dada Husni. Tewas. Bunyi tembakan itu mengundang perhatian warga lain. Mereka berhamburan keluar rumah. Kembali Anak Setan memuntahkan peluru dari senjatanya. Tiga warga kena terjang peluru dari tembakan ngawur itu. Seorang langsung tewas di situ. Dua lagi luka parah. Setelah itu, si Anak Setan bikin ulah lagi. Seorang warga yang sedang memancing, kepalanya diserempet peluru yang dibidikkan lelaki itu. Korbannya hingga kini masih koma di rumah sakit. Sekitar delapan jam berikutnya warga di Desa Gunung Menang, masih di Kecamatan Panungkal Abab, dihebohkan dengan kedatangan lelaki itu. Ketika berhadapan dengan pemilik sebuah toko yang sedang ramai pengunjung, ia minta disediakan seorang perempuan. Permintaan itu ditolak. Balasannya, peluru dari senjatanya menghambur ke arah pengunjung. Seorang tewas saat itu dan tiga luka parah. Kemudian lelaki itu meraup uang di laci, lalu membakar toko itu. Kedatangan Anak Setan di daerah itu membuat warga terteror. Beberapa ada yang terpaksa bergabung di dalam satu rumah. "Ada satu rumah yang terisi 30 orang," kata Letnan Kolonel Supriadi, Kapolres Muaraenim. Adanya pembunuhan beruntun itu memaksa Kapolda menerjunkan 22 anggota tim buru sergab, anggota Brimob, anjing pelacak, dan ditambah 19 anggota Kodam II Sriwijaya. Jejak persembunyian Anak Setan itu dicari di Talang Semaweh. Tibatiba tampak seorang lelaki kerempeng memanggul senjata. Bak jagoan dalam film, ia berjalan santai menyusuri lorong jalan. Sandi peringatan diberikan, tapi ia menyambutnya dengan peluru. Petugas membalas dengan tembakan beruntun. Si kerempeng roboh. Kepalanya keroak, dan kakinya robek. Di dekat mayatnya ditemukan ransel berisi 22 butir peluru, senapan laras panjang, dan sejumlah uang. Polisi yakin bahwa lelaki tersebut adalah biang keresahan di Panungkal Abab. Gatot Triyanto dan Aina Rumiyati Azis

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus