Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Melahirkan di dukun beranak masih menjadi hal lumrah di sebagian daerah di Indonesia. Ketika si ibu sudah merasakan kontraksi atau keluhan lain menjelang melahirkan, alih-alih bidan atau dokter, mereka akan memanggil dukun beranak. "Dukun beranak masih menjadi favorit di daerah dan pedalaman Indonesia karena memiliki beberapa keunggulan dibanding bidan atau dokter di rumah sakit atau puskesmas," kata Program Manager Pencerah Nusantara, Siska Verawati di Jakarta pada 12 April 2018.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Menurut Siska menjelaskan salah satu keunggulan pelayanan dari dukun beranak adalah suka memberikan layanan memijat. Para dukun beranak ini senantiasa menemani dan memijat para ibu sehingga membuat ibu lebih nyaman saat menghadapi masa menjelang melahirkan. "Di Mamuju Utara, Sulawesi Barat, dan Kecamatan Losari, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, keberadaan dukun beranak tetap eksis seiring kehadiran tenaga kesehatan dari puskesmas setempat," kata Siska.
Baca juga:
Stop Kemasan Plastik atau Bahaya Ini Mengintai Kita
Mark Zuckerberg Dicecar Kasus Facebook, Ini Arti Bahasa Tubuhnya
Lelang Memorabilia Simpson, Kisah Cinta Raja yang Dikucilkan
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Dukun beranak pun biasanya ramah kepada si ibu yang melahirkan. Si dukun tahu riwayat keluarga dan menanyakan kabar tentang keluarga ibu yang melahirkan sehingga membuat ibu itu merasa dekat dan nyaman. "Jadi yang ditanya kabarnya itu tidak hanya si ibu, tapi semua anggota keluarganya. Mereka ramah sekali," kata Siska.
Walau memiliki keunggulan itu, para ibu yang hendak melahirkan sebaiknya tetap memprioritaskan datang ke bidan atau ke dokter kandungan serta rumah sakit untuk melahirkan. Rumah sakit serta tenaga kesehatan seperti bidan dan dokter tentunya memiliki ilmu serta mendapatkan dukungan alat medis yang lebih lengkap untuk menangani masalah kelahiran dibanding para dukun beranak. "Hal ini juga untuk mengurangi kematian ibu dan anak saat proses melahirkan," kata Siska.
Siska mengatakan tim Pencerah Nusantara pun mencoba memperkuat layanan kesehatan primer dengan terus bekerja sama dengan para dukun beranak. Dengan begitu, para dukun beranak bisa tetap mendapatkan pekerjaan dan terus dekat dengan masyarakat. "Dukun beranak menjadi mitra bidan dan dokter. Tim Pencerah Nusantara bekerja sama dengan mereka tanpa menghilangkan peran mereka di masyarakat," katanya.
Tim Pencerah Nusantara, kata Siska, meminta para dukun beranak mengarahkan para ibu yang hendak melahirkan ke bidan dan dokter. Para dukun beranak ini juga bertugas mengantarkan para ibu hamil untuk berobat dan menjalani perawatan lebih lanjut ke bidan di puskesmas. Dengan begitu, mereka tetap memiliki peran penting di masyarakat. "Para bidan dan dokter setempat pun diajarkan untuk lebih ramah dalam memberikan pelayanan. Kami belajar dari keunggulan dukun beranak ini," kata Siska.
Menurut Siska, tentu tidak mudah mengajak para dukun beranak ikut serta bekerja sama dengan bidan dan dokter di puskesmas setempat. Tim Pencerah Nusantara harus melakukan berbagai lobi agar kemitraan itu bisa terjalin sehingga masyarakat pun bisa percaya kepada bidan dan dokter. "Ada pendekatan personal, yang harus dijalani. Kami dekati kepala dukun beranak atau tokoh dukun beranak yang dihormati gitu. Kami juga sampai menginap di rumah dukunnya juga," kata Siska.