Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

gaya-hidup

Cerita Dongeng Sebelum Tidur untuk Anak yang Inspiratif

Sebelum tidur, jangan lupa ceritakan dongeng sebelum tidur untuk anak yang inspiratif dan penuh dengan pembelajaran.

24 Oktober 2024 | 21.06 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Dongeng adalah cerita fiksi yang disampaikan secara lisan maupun tertulis dan bertujuan untuk menghibur, memberikan pelajaran moral, atau menyampaikan nilai-nilai budaya. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Membaca dongeng untuk anak bisa menjadi rutinitas bagi para orang tua. Berikut adalah 3 cerita dongeng sebelum tidur untuk anak yang inspiratif. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dongeng biasanya memiliki karakter-karakter seperti binatang atau kejadian-kejadian fantastis yang tidak mungkin terjadi di dunia nyata. 

Kisah-kisah dongeng juga disertai pesan moral dan digunakan untuk mengajarkan kebaikan, keberanian, kejujuran, serta kebajikan lainnya kepada anak-anak. 

Oleh karena itu, membaca dongeng sebelum tidur bisa memperkuat hubungan keluarga dan memberikan bekal yang baik bagi masa depan anak.

Dongeng Sebelum Tidur untuk Anak

1. Kisah Buaya yang Serakah

Di pinggiran sungai ada seekor buaya yang sedang kelaparan, sudah tiga hari Buaya itu belum makan perutnya terasa la sekali mau tidak mau hari ini dia harus makan sebab kalau tidak bisa-bisa ia akan mati kelaparan. Buaya itu segera masuk ke dalam Sungai ia berenang perlahan-lahan menyusuri sungai mencari mangsa.

Buaya melihat seekor bebek yang juga sedang berenang di sungai, Bebek tahu dia sedang diawasi oleh Buaya, dia segera menepi. Melihat mangsanya akan kabur Buaya segera mengejar dan akhirnya Bebek pun tertangkap. 

“Ampun Buaya, tolong jangan mangsa aku, dagingku sedikit, kenapa kamu tidak memangsa kambing saja di dalam hutan," ucapnya seraya menagis ketakutan. 

"Baik, sekarang kau antar aku ke tempat persembunyian kambing itu,” perintah buaya dengan menunjukkan taring yang sangat tajam. 

Berada tidak jauh dari tempat itu ada lapangan hijau tempat Kambing mencari makan, dan benar saja di sana ada banyak Kambing yang sedang lahap memakan rumput. 

“Pergi sana, aku mau memangsa kambing saja,” bebek yang merasa senang, kemudian berlari dengan kecepatan penuh. Setelah mengintai beberapa lama, akhirnya Buaya mendapatkan satu ekor anak Kambing yang siap dia santap.

“Tolong, jangan makan aku, dagingku tidak banyak, aku masih kecil, kenapa kamu tidak makan gajah saja yang dagingnya lebih banyak, aku bisa mengantarkan kamu ke sana".

"Baik, segera antarkan aku ke sana!" anak kambing itu mengajak buaya ke tepi danau yang luas, di sana ada anak gajah yang besar. Buaya langsung mengejar dan menggigit kaki anak Gajah itu. Walau besar, tapi kulit Gajah itu sangat tebal, jadi tidak bisa melukainya.

Anak Gajah itu berteriak meminta tolong kepada ibunya. Buaya terus saja berusaha menjatuhkan anak Gajah itu, tapi sayang tetap tidak bisa. 

Mendengar teriakan anaknya, sekumpulan Gajah mendatangi dan menginjak Buaya itu sampai tidak bisa bernafas. Buaya itu tidak bisa melawan, karena ukuran ibu Gajah itu sangat besar, ditambah dia juga lemas karena belum makan. Buaya itu kehabisan tenaga dan mati. 

2. Trenggiling yang Cerdas

Di sebuah padang sabana, Kalimantan Selatan. Tinggalah seekor trenggiling. Trenggiling itu bernama Tresalong. Ia dikenal sebagai trenggiling yang suka menolong.  

Pada suatu hari, seekor harimau datang ke padang sabana. Dan dia membuat takut semua hewan. Kelinci, tupai, dan Tresalong yang sedang bermain turut ketakutan melihat kedatangan harimau. Ketiganya bersembunyi di balik semak-semak. 

“Suttt....jangan berisik!” kata tupai sambil memperhatikan harimau yang perlahan mulai mendekat. Melihat langkah harimau yang semakin dekat. Tubuh Kelinci gemetar ketakutan, semak-semak tempat mereka bersembunyi bergoyang-goyang lantaran gerakan tubuh Kelinci yang tak bisa ditahan. 

Harimau pun melihat hal itu. Perlahan harimau mendekat ke semak-semak. 

“Hei! Apa yang sedang kalian lakukan?” tanya harimau. “Tidak, kami tidak sedang melakukan apa-apa,” kata tupai menjawab pertanyaan si harimau. 

“Baiklah, Aku lapar! Aku butuh daging segar. Apakah kalian bisa memberiku makanan yang aku butuhkan?” seru sang harimau kepada kelinci, tupai, dan Tresalong. 

Mendengar hal itu, kelinci dan tupai semakin ketakutan. Mereka pasrah dengan nasib hidupnya. Tidak ada langkah lain kecuali menanti harimau mencabik-cabik tubuh mereka dan menyantapnya. 

Tresalong menyadari kedua temannya ketakutan, Oleh karenanya, Tresalong mencoba berbicara pada harimau. “Harimau, dagingku sangat lezat, Aku mau memberikan dagingku kepadamu asalkan kamu mau melepaskan dua temanku untuk pergi dari sini,” ungkap Tresalong kepada harimau. 

“Apa kamu rela dagingmu aku makan?” timpal harimau kepadanya.

“Aku rela asalkan dua temanku diizinkan pulang menyampaikan kematianku kepada orang tuaku,” ungkap Tresalong meyakinkan harimau. 

“Baiklah, kalau hanya itu maumu.” pungkas Harimau.

Kelinci dan Tupai akhirnya diperkenankan untuk pergi menyampaikan keinginan Tresalong. Dengan berat hati keduanya beranjak pergi meninggalkan Tresalong dengan Harimau. Saat dirasa cukup jauh, dan tak terlihat dari jangkauan mata, Tresalong segera meminta Harimau untuk mencicipi dagingnya. 

Harimau yang sudah sangat lapar, tak mau menunggu lama, ia segera mendekat dan menyergap Tresalong. Namun seketika itu Tresalong menggulingkan tubuhnya. 

Harimau tidak sadar bahwa Tresalong dapat menggulingkan tubuhnya dengan balutan sisik yang keras, dan membuat harimau kesusahan untuk memakannya.

Berulang kali harimau mencoba menggigit tubuh Tresalong namun usahanya sia-sia. Yang Harimau dapatkan justru rasa sakit pada taringnya karena berulang kali menggigit kerasnya sisik yang menyelimuti tubuh Tresalong.

Setelah beberapa waktu lamanya, harimau pun menyerah dan memutuskan untuk meninggalkan Tresalong. Harimau pun pergi dengan perut keroncongan. Karena ia tidak mendapat santapan daging untuk menu makan siang. Sementara Tresalong justru gembira karena berhasil menyelamatkan kedua temannya dari buruan si Harimau.

Ketika Tresalong pulang, semua teman dan keluarga menyambut dengan penuh haru. Beragam ucapan terimakasih pun bersahut-sahutan datang dari Kelinci, Tupai dan orang tua kepada Tresalong. Tresalong pun hidup bahagia atas sikap penolongnya.

3. Panda yang Taat

Di daerah perbukitan China yang dingin, hiduplah habitat panda. Dalam habitat tersebut, tinggalah Pashol, seekor panda kecil bersama keluarganya. 

Hari ini Pashol tampak sedih. Ia berdiam diri di bawah kerimbunan pohon bambu. Ia bangun kesiangan sehingga tidak dapat berangkat ke masjid. Ibu Pashol mendekati anaknya yang nampak sedih. 

“Ada apa, Pashol?”

“Bu, pukul aku! Hari ini aku bangun kesiangan dan tidak sholat subuh,” jawab Pashol sambil menundukkan kepala. 

“Mendengar ucapan itu. Ibu Pashol tersenyum. ”Lihat ibu!” Pashol pun secara perlahan mencoba menengadahkan kepala dan menatap ibunya. 

“Ibu tidak akan memukulmu, ibu tahu kamu anak baik! Lupa itu wajar. Kamu sudah pintar karena tahu kesalahanmu,” ungkap ibu menasehati, “yang penting jangan diulangi lagi, Nak!” tambahnya.

Mendengar perkataan ibunya, Pashol pun segera meminta maaf dan memeluk ibunya. “Sekarang hapus rasa sedihmu dan ingat, jangan tidur larut malam! Agar dapat bangun lebih awal. Dan segeralah ambil air wudhu setelah terbangun di waktu pagi dan sholatlah, Nak!” ungkap ibu. 

Pashol mengangguk mendengarkan nasihat ibunya. Segera ia mengambil air wudhu untuk melaksanakan sholat. Usai sholat, ia kembali kepada ibunya. 

“Sholat itu ibarat balas budi. Kita bebas menghirup udara, melihat indahnya dunia, itu semua pemberian Allah SWT semata. Maka, sudah sepantasnya kita bersyukur atas karunia-Nya dengan menjalankan perintah-perintahNya dan menjauhi larangan-laranganNya,” ungkap ibu Pashol padanya kemudian. 

Ibu Pashol tidak bosan untuk mengingatkan. Bahwa sholat termasuk bagian perintah agama yang wajib hukumnya. Ibu Pashol selalu memberikan contoh kepada Pashol untuk menjaga sholat lima waktunya.

“Terimakasih ibu untuk nasihatnya. Pashol berjanji akan memperbaiki sholat  Pashol. Pashol juga janji, tidak akan tidur terlalu malam lagi agar bisa bangun lebih awal bersama ayam-ayam,” ungkap Pashol dengan selipan tawa ringan. 

Ibu Pashol pun tertawa bahagia mendengar ucapan putranya dan dengan bangga memeluknya. “Ibu sayang sama Pashol,”bisik ibu padanya.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus