Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Dengan biaya pengobatan yang semakin tinggi, banyak orang pun memutuskan untuk bergabung dalam asuransi kesehatan. Namun saat mendaftar, tak sedikit orang mendapatkan penolakan. Rupanya, ada berbagai alasan menyertai penolakan ini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Head of Product Development Prudential Indonesia, Himawan Purnama mengatakan salah satu yang dipertimbangkan adalah profesi yang menajukan asuransi, seperti seseorang bekerja dengan risiko tinggi terpapar zat beracun seperti di pabrik, teknisi listrik dan sebagainya. Selain itu, ada pula usia yang tergolong tua sehingga memiliki kondisi kesehatan rentan sakit.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Salah satu alasan utama seseorang ditolak mengikuti asuransi adalah medical check up yang buruk. “Dengan hasil yang kurang baik, pihak asuransi pasti sulit memberikan persetujuan,” katanya dalam acara Prudential Indonesia Luncurkan PRUTotal di Jakarta pada 13 Januari 2020.
Walau begitu bukan berarti seseorang tidak bisa sepenuhnya mendaftar asuransi, ada beberapa saran yang disampaikan Himawan. Pertama, seseorang bisa tetap mendaftar namun dengan persyaratan berbeda. “Biasanya biaya premi menjadi lebih tinggi dan penyakit yang dimunculkan dari hasil check up akan dieliminasi atau tidak ditanggung asuransi,” katanya.
Alternatif lain, seseorang pun bisa mengulang medical check up dengan kondisi yang lebih sehat. Mungkin, ia sebelumnya sedang dalam kondisi fisik tidak baik. “Bisa jadi saat pertama medical check up sedang tidak fit, itu kan mempengaruhi hasil. Jadi bisa diulang lagi saat benar-benar sehat agar asuransi disetujui,” katanya.
Himawan juga menyarankan seseorang mendaftarkan diri sedini mungkin kepada asuransi. Sebab semakin awal bergabung, maka risiko penyakit lebih rendah dan kemungkinan asuransi disetujui pun lebih tinggi. “Ini baik untuk mereka yang masih muda dan belum bekerja agar mendaftarkan diri lebih awal,” katanya.