PARA ahli sedang mengembangkan pengobatan kanker dengan sel
kanker. Ini ibarat melawan api dengan api. Dan usaha itu
nampaknya mulai berhasil. Paling tidak dalam percobaan
laboratorium.
Teknologi pengobatan kanker ini memanfaatkan mekanisme yang
terdapat dalam tubuh manusia sendiri. Dalam tubuh terdapat
berjutajuta molekul antibodi (zat penangkis serangan penyakit)
Dalam darah molekul-molekul anti bodi ini nampak seperti
udang-udang besar dengan kaki yang panjang seperti ketam.
Molekul antibodi tersebut terdiri dari berjutajuta jenis. Ia
akan menerkam kuat-kuat mokelul yang sesuai dengan
ketam-ketamnya. Molekul pasangannya yang sesuai itu disebutkan
antigen (zat pembuat penyakit). Dalam sekejap antigen yang sudah
tertangkap itu akan diserbu oleh sel-sel darah putih dan
menghancurkannya.
Para ahli immunologi sudah lama berusaha untuk dapat
memproduksi antibodi yang cocok untuk tiap jenis penyakit yang
hendak dibasmi. Misalnya antibodi untuk "menangkap" antigen yang
ada pada virus atau barangkali juga kanker. Cita-cita inilah
yang mendorong terciptanya teknologi hybridoma yang mau melawan
kanker dengan sel kanker. Teknologi ini dikembangkan oleh Cesar
Milstein dan Georges Kohler dari Dewan Ricet Kedokteran
Cambridge, Inggris.
Mereka mengembangkan sel-sel penghasil antibodi yang disebut
sel limposit B. Antibodi yang dihasilkan oleh limposit (sejenis
sel darah putih) B ini mempunyai cakar yang sama. Limposit B
secara normal terdapat dalam tubuh manusia. Sel ini memiliki
"jari-jari" yang khas dan menonjol dari permukaannya. Kalau
jarijari ini tersentuh antigen yang sesuai ia akan terangsang.
Pertama-tama ia akan membelah diri sebanyak mungkin. Kemudiah
semua sel-sel B yang baru ini akan serentak menghasilkan
antibodi yang sama bentuknya. Reaksi sel B yang mengagumkan
inilah yang menjadi dasar terciptanya teknologi bybridoma.
Caranya seperti yang diuraikan oleh para ahli dari Fakultas
Kedokteran Stanford, California. Mereka mengembangkan hybridoma
untuk melawan leukemia dengan menyuntikkan sel kanker dari
pasien ke tubuh tikus. Permukaan sel kanker leukemia itu memang
mengandung antigen yang cocok untuk tikus.
Harimau Lapar
Tetapi sebelum dipergunakan sel B ini perlu dijinakkan. Kalau
tidak, begitu dilepas ke darah manusia, ia akan mengamuk seperti
harimau lapar. Ia akan ber- kembang biak dengan cepat seperti
sel kankernya sendiri.
Untuk menjinakkannya ia perlu dipikat dengan daya tarik baru.
Pemikat baru ini adalah sel kanker yang lain. Yaitu sel kanker
myeloma. Myeloma adalah kanker yang berkembang dari sel
limposit B yang tiba-tiba mengganas. Tapi meskipun ganas, ia
tetap memiliki sifat-sifat sebagai sel B.
Karena hybridoma berasal dari satu jenis sel B saja, maka
molekul antibodi yang dibuatnya pun hanya satu macam. Dalam
percobaan yang dilakukan Universitas Stanford tadi, yang dibuat
adalah antibodi pelawan leukemia. Bila bybridoma ini dimasukkan
ke tubuh penderita leukemia, mereka akan menyerang dan
menghancurkan sel-sel leukemia.
Yang perlu diketahui bagaimana rasanya pengobatan dengan
melepaskan hybridoma ke tubuh seorang penderita. Dalam percobaan
terhadap tikus usaha ini berhasil. Tapi para ahli belum tahu
bagaimana perasaan tikus. Apakah dia kesakitan dan menderita.
Selain memerangi kanker dengan kanker ini, tak kurang menarik
adalah sistem penyembuhan yang dilaksanakan oleh Carl Simonton
dan istrinya Stephanie Matthews-Simonton. Ahli dari Cancer
Counseling and Research Centre, Texas ini, menyembuhkan
penderita kanker dengan psikologi. "Saya belum mau bilang kanker
disebabkan oleh tekanan emosional," kata Simonton dalam majalah
Smitbsonian, Agustus 1980.
Karena itu Simonton menuntun pasiennya bagaimana mengontrol
diri terhadap tekanan. Dia membimbing mereka mencapai puncak
kegembiraan dan ketenangan dengan berjalanjalan atau
berlari-lari kecil. Termasuk juga pengobatan-pengobatan bermain.
"Salah satu permainan yang mengasyikkan adalah layang-layang,"
kata Simonton. Karena itu pasiennya juga sering dia ajak bermain
layanglayang. Dari pengalaman dua tahun dia melihat metodenya
ini banyak meringankan penderita.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini