Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Dengan Kanker Melawan Kanker

Percobaan pengobatan kanker dengan sel kanker, ada juga sistem penyembuhan dengan psikologi oleh Carl Simonton. (ksh)

8 November 1980 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

PARA ahli sedang mengembangkan pengobatan kanker dengan sel kanker. Ini ibarat melawan api dengan api. Dan usaha itu nampaknya mulai berhasil. Paling tidak dalam percobaan laboratorium. Teknologi pengobatan kanker ini memanfaatkan mekanisme yang terdapat dalam tubuh manusia sendiri. Dalam tubuh terdapat berjutajuta molekul antibodi (zat penangkis serangan penyakit) Dalam darah molekul-molekul anti bodi ini nampak seperti udang-udang besar dengan kaki yang panjang seperti ketam. Molekul antibodi tersebut terdiri dari berjutajuta jenis. Ia akan menerkam kuat-kuat mokelul yang sesuai dengan ketam-ketamnya. Molekul pasangannya yang sesuai itu disebutkan antigen (zat pembuat penyakit). Dalam sekejap antigen yang sudah tertangkap itu akan diserbu oleh sel-sel darah putih dan menghancurkannya. Para ahli immunologi sudah lama berusaha untuk dapat memproduksi antibodi yang cocok untuk tiap jenis penyakit yang hendak dibasmi. Misalnya antibodi untuk "menangkap" antigen yang ada pada virus atau barangkali juga kanker. Cita-cita inilah yang mendorong terciptanya teknologi hybridoma yang mau melawan kanker dengan sel kanker. Teknologi ini dikembangkan oleh Cesar Milstein dan Georges Kohler dari Dewan Ricet Kedokteran Cambridge, Inggris. Mereka mengembangkan sel-sel penghasil antibodi yang disebut sel limposit B. Antibodi yang dihasilkan oleh limposit (sejenis sel darah putih) B ini mempunyai cakar yang sama. Limposit B secara normal terdapat dalam tubuh manusia. Sel ini memiliki "jari-jari" yang khas dan menonjol dari permukaannya. Kalau jarijari ini tersentuh antigen yang sesuai ia akan terangsang. Pertama-tama ia akan membelah diri sebanyak mungkin. Kemudiah semua sel-sel B yang baru ini akan serentak menghasilkan antibodi yang sama bentuknya. Reaksi sel B yang mengagumkan inilah yang menjadi dasar terciptanya teknologi bybridoma. Caranya seperti yang diuraikan oleh para ahli dari Fakultas Kedokteran Stanford, California. Mereka mengembangkan hybridoma untuk melawan leukemia dengan menyuntikkan sel kanker dari pasien ke tubuh tikus. Permukaan sel kanker leukemia itu memang mengandung antigen yang cocok untuk tikus. Harimau Lapar Tetapi sebelum dipergunakan sel B ini perlu dijinakkan. Kalau tidak, begitu dilepas ke darah manusia, ia akan mengamuk seperti harimau lapar. Ia akan ber- kembang biak dengan cepat seperti sel kankernya sendiri. Untuk menjinakkannya ia perlu dipikat dengan daya tarik baru. Pemikat baru ini adalah sel kanker yang lain. Yaitu sel kanker myeloma. Myeloma adalah kanker yang berkembang dari sel limposit B yang tiba-tiba mengganas. Tapi meskipun ganas, ia tetap memiliki sifat-sifat sebagai sel B. Karena hybridoma berasal dari satu jenis sel B saja, maka molekul antibodi yang dibuatnya pun hanya satu macam. Dalam percobaan yang dilakukan Universitas Stanford tadi, yang dibuat adalah antibodi pelawan leukemia. Bila bybridoma ini dimasukkan ke tubuh penderita leukemia, mereka akan menyerang dan menghancurkan sel-sel leukemia. Yang perlu diketahui bagaimana rasanya pengobatan dengan melepaskan hybridoma ke tubuh seorang penderita. Dalam percobaan terhadap tikus usaha ini berhasil. Tapi para ahli belum tahu bagaimana perasaan tikus. Apakah dia kesakitan dan menderita. Selain memerangi kanker dengan kanker ini, tak kurang menarik adalah sistem penyembuhan yang dilaksanakan oleh Carl Simonton dan istrinya Stephanie Matthews-Simonton. Ahli dari Cancer Counseling and Research Centre, Texas ini, menyembuhkan penderita kanker dengan psikologi. "Saya belum mau bilang kanker disebabkan oleh tekanan emosional," kata Simonton dalam majalah Smitbsonian, Agustus 1980. Karena itu Simonton menuntun pasiennya bagaimana mengontrol diri terhadap tekanan. Dia membimbing mereka mencapai puncak kegembiraan dan ketenangan dengan berjalanjalan atau berlari-lari kecil. Termasuk juga pengobatan-pengobatan bermain. "Salah satu permainan yang mengasyikkan adalah layang-layang," kata Simonton. Karena itu pasiennya juga sering dia ajak bermain layanglayang. Dari pengalaman dua tahun dia melihat metodenya ini banyak meringankan penderita.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus