BERKOLESTEROL tinggi atau malahan pernah mendapat serangan
jantung, seseorang mungkin tak perlu mundur dari kedoyanan makan
daging. Pikiran seperti ini bisa menggoda setelah menghadiri
pertemuan berkala yang diselenggarakan Yayasan Jantung
Koroner (bukan Yayasan Jantung Dewi Sartika) di Balai Samudra,
Ancol, 26 Oktober.
Jumlah daging yang dimakan memang perlu dikurangi. Dan yang
penting bagaimana mengolahnya. Seperti dikatakan ahli jantung
dan salah seorang pengurus YJK, dr. Nurhay Abdurahman "daging
sebaiknya dipanggang atau direbus.' Pada malam itu pun
dihidangkanlah menu sedap berkolesterol rendah, antara lain
daging bakar (barbeque).
Sekitar 500 undangan mengitari meja hidangan malam itu.
Makanan yang tersedia nampaknya tak berbeda dari sebuah resepsi.
Selain barbeque, ada sate ayam, sop ayam, otak-otak bandeng,
acar dan lalap. Cuma tak ada hidangan yang digoreng. "Enaknya
sama, hanya kurang gurih," komentar seorang undangan seraya
mengunyah otak-otak.
Menghindari makanan yang berlemak dan mengandung kolesterol
memang merupakan jalan pintas untuk menurunkan kadar kolesterol
yang tinggi. Ini tak berarti seseorang penderita tak boleh makan
daging, telur atau susu. "Sebab bagaimana pun tubuh memerlukan
lemak hewani. Seorang dengan berat badan 50 kg memerlukan 50
gram lemak sehari dan yang 10 gramnya dari lemak hewani, ulas
Dra. Murni Indrarti Prakoso, seorang ahli gizi dari RSCM.(****)
Zuster Thio
Pengurus YJK Mas Isman, malam itU misalnya mengakui tetap
menyantap daging. "Hanya jumlahnya saya kurangi, ' katanya.
Isman, Ketua Umum Kosgoro mendapat serangan jantung tahun 1974
di Solo. September 1979 dia menjalani operasi jantung di Amerika
Serikat.
Untuk mereka yang kurang senang daging panggang atau rebus,
bisa saja menggorengnya. Asal menggunakan minyak yang mengandung
lemak tak jenuh ganda (poly unsaturated), seperti minyak jagung,
minyak kacang kedelai, margarin dan minyak biji matahari. Minyak
kelapa cenderung menaikkan kolesterol tinggi.
Tak sedikit para penderita berbagai penyakit yang agak
bingung dalam mempersiapkan menu begitu mendapat anjuran dari
dokter. Sebenarnya mereka bisa berkonsultasi dengan beberapa
pusat pelayanan. Salah satu pusat pelayanan menu tersebut adalah
Wisma Menu Sehat (Wimes) di Jalan Otto Iskandardinata No. 24,
Jakarta Timur.
Wimes dipimpin oleh Zuster Thio In Cu dan siap melayani
permintaan untuk komposisi menu berbagai penyakit. Seperti
rendah kadar gula, kolesterol, rendah garam, rendah lemak
ataupun rendah kalori.
Tamu yang datang berkunjung ke sana diminta mengisi formulir
tentang kebiasaan makan dan penyakit yang diidap. Begitu juga
kegiatan olahraga mereka. Data itu nanti akan diolah sebuah
komputer. "Dengan komputer ini bisa diketahui dengan tepat menu
macam apa dan berapa banyak makanan yang bisa dimakan tiap hari.
Bahkan bisa menentukan menu makanan selama seminggu," kata A.S.
Hakim, jeneral manajer Wimes.
Berdasarkan godokan komputer itu pula Wimes mengadon makanan
rantangan untuk para langganan. Makanan rantangan ini antara Rp
600 sampai Rp 2.000.Dia sengaja tidak membuka restoran "makanan
sehat" di situ, karena dianggap kalau hanya satu-dua kali mampir
tak ada gunanya. "Kecuali kalau ada rombongan yang mau mencoba
bagaimana rasanya menu khusus ini, ya bisa kami layani," kata
Hakim. Boleh juga. Paling tidak bisa mencicipi hidangan resep
komputer.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini