Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Kediri - Perancang busana Didiet Maulana mengapresiasi banyaknya anak muda yang mulai menyukai pakaian berbahan tenun. Dia mengatakan ketertarikan anak muda kepada kain tenun dewasa ini mulai menggeliat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Salah satu yang harus diperhatikan terkait kain tenun adalah perawatannya. Didiet Maulana menjelaskan, ada dua jenis kain tenun yang berbeda. Tenun yang terbuat dari kain sutra tak boleh dicuci dengan air alias dry clean.
Adapun kain tenun yang bisa dicuci dengan air juga tak bolah masuk ke dalam mesin cuci. "Harus dicuci dengan tangan," kata Didiet seusai mengikuti gelaran Dhoho Street Fashion 2018 di Taman Sekartaji Kediri, Kamis 13 Desember 2018.
Proses pencuciannya juga tak boleh menggunakan sabun cuci pakaian. Kain tenun harus dicuci dengan lerak atau sampo bayi. Usai dicuci, kain tenun diangin-anginkan saja. Kain tenun juga tak boleh terkena sinar matahari langsung.
Koleksi busana dari bahan tenun Kediri karya Didiet Maulana yang ditampilkan di acara Dhoho Street Fashion 2018 di Taman Sekartaji Kota Kediri. Istimewa
Mengenai proses menjahit kain tenun, Didiet Maulana mengingatkan agar lebih teliti, terutama arah jahitan dan arah benang. Susunan jalinan kain tenun, menurut Didiet agak berbeda dengan kain pabrikan. "Jika salah memotong, bentuk atau jatuhnya akan salah. Harus memahami susunan jalinan kainnya," kata Didiet Maulana.
Meski agak rumit, pada prinsipnya tingkat kesulitan ini akan hilang setelah beberapa kali mencoba. Karena itu dibutuhkan latihan berulang-ulang bagi seorang desainer untuk memahami karakter kain tenun dan mengaplikasikannya pada jahitan.