Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Dokter Jiwa Ungkap Bahaya Anak Main Media Sosial sejak Kecil

Psikiater mengungkap risiko anak bila menggunakan media sosial sejak dini. Salah satunya menjadi korban kejahatan asusila seperti grooming.

22 Juli 2023 | 09.48 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ilustrasi anak perempuan dan laki-laki melihat telepon pintar. (Unsplash/Tim Gouw)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Psikiater subspesialis anak dan remaja Anggia Hapsari mengungkapkan risiko anak bila menggunakan media sosial sejak dini. Salah satunya menjadi korban kejahatan asusila seperti grooming.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurut anggota Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia itu, grooming merupakan kejahatan asusila pada anak dengan pelaku biasanya merayu dan melakukan tipu muslihat melalui media sosial.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Semakin dini penggunaan media sosial, semakin membuka celah atau jendela untuk mereka berpotensi menjadi korban tindak kejahatan dunia maya. Sudah pasti penggunaan media sosial secara dini meningkatkan risiko child grooming," kata lulusan Universitas Indonesia itu.

Selain child grooming, dampak penggunaan internet secara dini berkaitan dengan kekerasan dan juga risiko anak terpapar konten pornografi. Anggia mengatakan pernah ditanyai pasien anak usia 5 tahun tentang hubungan seksual karena ia terpapar beberapa kartun pornografi.

Tetap butuh pengawasan
Menurutnya, anak usia 13 tahun ke atas yang sebenarnya sudah bisa mandiri dalam memanfaatkan gawai dan menatap layar bahkan masih butuh pengawasan orang tua saat menggunakan media sosial. Pengawasan diperlukan karena media sosial bisa memberikan dampak yang buruk seperti grooming, perundungan dunia maya, pornografi, dan lainnya bila dimanfaatkan tanpa pengawasan dan batasan.

"Memang anak-anak belum mengerti batasannya, jadi risiko bertemu orang asing yang membuat mereka merasa tidak nyaman dan menyalahgunakan hubungan tersebut akan semakin besar," kata dokter di RS Pondok Indah - Bintaro Jaya itu.

Pada anak berusia 13 tahun ke atas, dia tetap menyarankan orang tua menerapkan batasan terbuka, yaitu memberikan batasan penggunaan media sosial disertai penjelasan apa saja yang boleh dan tidak boleh.

"Ketika sudah di luar batas, anak dan remaja kita ingatkan baik dampaknya, profil akademiknya, outcome (hasil)-nya, maupun cara mereka bergaul," tutur Anggia.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus