Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Dokter THT Ungkap Kapan Radang Amandel Perlu Dioperasi

Dokter menjelaskan tidak semua kasus radang amandel atau tonsilitis perlu tindakan operasi kecuali jika sudah parah dan mengganggu aktivitas harian.

18 Januari 2024 | 19.51 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Radang amandel dapat terjadi akibat paparan virus, bakteri, atau daya tahan tubuh yang kurang baik. Spesialis telinga hidung tenggorokan, bedah kepala dan leher Arie Cahyono menjelaskan tidak semua kasus radang amandel atau tonsilitis perlu tindakan operasi kecuali jika sudah parah dan mengganggu aktivitas harian.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Pada kasus tonsilitis menjadi mutlak dilakukan operasi ketika tonsil membesar sehingga menyebabkan kesulitan menelan pada pasien, mengganggu saat tidur, atau tumor,” kata dokter di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta ini, Kamis, 18 Januari 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Selain itu, kondisi radang amandel yang juga perlu operasi antara lain kondisi kronis atau gejala terus muncul selama lebih dari dua minggu, obat simptomatik dan antibiotik tidak efektif dalam mengatasi radang amandel akibat infeksi bakteri, kambuh terus, hingga timbul komplikasi yang sulit ditangani. 

Untuk anak-anak, ada sejumlah pertimbangan saat melakukan operasi tonsilitis atau radang amandel. Misalnya, pada anak baliat daya tahan tubuhnya belum yag berusia 10 tahun ke atas sehingga perlu dipastikan risiko kesehatan yang mungkin terjadi pada anak.

“Operasi ini hanya indikasi, tentu perlu dipertimbangkan risiko dan manfaatnya. Lihat juga kondisi umum pasien,” papar Arie.

Setelah operasi amandel, dokter akan memantau kondisi pasien selama kurang lebih enam jam di rumah sakit. Biasanya, pasien akan merasa nyeri saat menelan sesudah operasi. Arie menyarankan pasien dapat beristirahat penuh selama 3-7 hari pascaoperasi dan memakan makanan lunak untuk meminimalisir rasa nyeri. Hindari makanan panas, keras, dan pedas selama proses pemulihan.

“Belum ada penelitiannya tapi rata-rata pasien anak pemulihannya lebih cepat kalau kita ukur dari perkembangan kesehatannya. Namun, untuk laki-laki dewasa muda, recovery-nya relatif lebih lama,” ujarnya.

Pembesaran adenoid
Ia menjelaskan tindakan operasi radang amandel juga bisa terjadi terhadap pasien, sama seperti pada penyakit lainnya. Namun, dokter akan membantu meminimalisir risiko tersebut dengan sejumlah persiapan agar operasi berjalan lancar. Terkadang, radang amandel juga disertai pembesaran adenoid, yakni peradangan dan pembengkakan pada kelenjar di bagian belakang hidung (area nasofaring). Karena itu, dokter akan melakukan prosedur adenoidektomi untuk mengangkat kelenjar adenoid agar pembengkakan tidak kambuh lagi.

“Operasi pada anak di bawah 7 tahun seringkali disertai pembesaran adenoid. Jadi,biasanya dilakukan adenoidektomi agar kemungkinan adenoid membesar kembali berkurang,” katanya.

Arie juga menjelaskan tonsil merupakan kelenjar yang terletak di rongga mulut untuk membentuk antibodi atau kekebalan. Karena letaknya ada di rongga mulut maka rentan terkena infeksi. Menurutnya, radang amandel dapat terjadi pada semua umur, terutama anak-anak.

Jika radang amandel disertai infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) karena virus, biasanya pengobatan akan dilakukan dengan pemberian obat simptomatik terlebih dulu. Obat simptomatik adalah jenis yang digunakan untuk mengatasi gejala umum suatu penyakit seperti mual dan nyeri.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus