SEPULUH tahun lalu, ketika kemunculan AIDS mengguncang Amerika Serikat, Robert Gallo adalah tokoh sentral. Peneliti Institut Kesehatan Nasional Bethesda ini menjadi sumber informasi AIDS yang paling utama. Wajahnya muncul di semua media hampir setiap hari, dan semua kata-katanya dikutip. Tahun 1984 ia menjadi sosok mahapenting ketika virus penyebab AIDS ditemukan. Ia diumumkan sebagai penemu virus tersebut. Siapa yang mengira, ternyata bukan Gallo yang menemukan virus penyebab AIDS, tapi ilmuwan Perancis Luc Montagnier. Dengan manipulasi, Gallo mengklaim penemuan ilmuwan ini. Melalui publi- kasi besar-besaran, ia mengakuinya sebagai hasil penelitiannya. Pertengahan tahun lalu, muslihat Gallo dibuktikan sebuah badan arbitrase ilmu internasional. Luc Montagnier kemudian dinyatakan secara resmi sebagai penemu virus penyebab AIDS. Sehubungan dengan itu, akhir bulan lalu Badan Integritas Riset Departemen Kesehatan AS secara resmi mengecam Gallo. Lembaga penilai etika ilmu ini mengumumkan bah-wa Gallo terbukti melakukan manipulasi ilmu yang sangat tidak terpuji. Pernyataan itu merupakan hasil pengamatan dan pengkajian selama tiga tahun. Lembaga penilai etika ilmu tersebut mengemukakan, Gallo dengan sengaja merugikan Luc Montagnier, ilmuwan Institut Pasteur di Paris. Perselisihan Gallo dan Montagnier terbuka selama lima tahun ter- akhir. Namun, sebelumnya tak ada yang menyangka sengketa ini bisa terjadi. Mereka kawan akrab. Saling mengunjungi, menelepon, dan berkirim surat. Sebagai sesama ilmuwan, mereka bertukar informasi, bahkan rahasia penelitian masing-masing. Keduanya sering terlihat makan bersama di Washington atau di Paris. Bahkan berdiskusi di kolam renang. Namun, di balik kisah manis itu, diam-diam terjadi persaingan ketat karena keduanya tengah meneliti virus penyebab AIDS. Tercatat, sejak AIDS pertama kali ditemukan pada 1981 di lembaga pengontrol penyakit menular di Atlanta, AS. Dalam persaingan itu Gallo sebenarnya lebih maju selangkah. Ia termasuk ilmuwan yang menegakkan teori tentang retrovirus. Virus penyebab AIDS termasuk keluarga retrovirus ini. Gallo dikenal sebagai penemu retrovirus penyebab sejenis kanker darah. Ia menyebut retrovirus ini HTLV I (human T-lymphotropic virus). Dalam memburu penyebab AIDS, Gallo berteori, virus penyebabnya termasuk keluarga HTLV. Dengan kepercayaan ini ia melakukan penelitian. Ia yakin bisa membuktikan teorinya dan sangat berambisi menjadi penemu virus penyebab AIDS. Karena keyakinan ini, Montagnier sangat menghormati Gallo dan dengan senang hati bekerja sama meneliti penyebab AIDS. Tahun 1984, ketika drama AIDS meletup, kedua ilmuwan itu menyerukan kerja sama internasional untuk mencari penyebab AIDS dan menghapuskan semua formalitas penelitian. Namun diam-diam Gallo memasang kuda-kuda. Mungkin ia sudah menyadari penelitian Montagnier mencatat kemajuan. Gallo lalu melancarkan strategi ''perang'' dengan gaya bersahabat. Berusaha mendapat informasi, tapi di sebaliknya berhati-hati mengirim spesimennya ke Paris. Pada 1983 Gallo menyeberangi Atlantik menemui ''sabahatnya'', dan mulai menjalankan siasat. Ia mengutarakan, virus yang ditemukan Montagnier yang diduga penyebab AIDS adalah keponakan HTLV I yang ditemukannya. Dan ia sedang meneliti keluarga HTLV I yang juga diduga kuat penyebab AIDS. Siapa tahu kedua virus itu sama, dan terbukti penyebab AIDS. Dalam pertemuan itu Gallo menyadari, retrovirus yang mereka temukan ditularkan lewat darah melalui hubungan seksual dan infeksi bawaan. Data klinis menunjukkan virus ini menyerang sel T-4, sel darah putih yang sangat penting dalam sistem kekebalan tubuh. Gallo kemudian mengundang Montagnier ke Bethesda untuk membeberkan hasil penelitiannya kepada para pejabat kesehatan AS. Dan, masih tahun 1983, Montagnier berangkat ke Amerika dengan kotak es kecil berisi sampel virus yang telah dapat diisolasinya di Institut Pasteur. Namun aneh, sambutan Gallo dingin. Pada kunjungan itu, untuk pertama kali Montagnier merasa kecewa. Gallo tak menaruh perhatian pada virus yang dibawanya. Virus itu langsung dimasukkan ke dalam freezer tanpa didiskusikan. Montagnier juga tak mendapat kesempatan bicara pada pertemuan dengan para pejabat kesehatan AS. Karena penasaran, Montagnier berusaha menampilkan penemuannya di forum publikasi ilmiah. Agustus 1983, ia mengirim artikel tentang virus temuannya ke jurnal ilmu pengetahuan, Nature. Pada artikel ini ia menamakan virus temuannya LAV (lymphadenophaty associated virus). Di sini pula ia menolak hipotesa Gallo. Montagnier tak yakin LAV yang ditemukannya masuk keluarga HTLV, karena virus ini tak menimbulkan kanker. Gallo kembali bisa memblokir upaya Montagnier. Karena pengaruhnya, Nature menolak tulisan Montagnier. ''Mungkin ada kontaminasi dalam penelitian Anda,'' tulis editor Nature dalam suratnya kepada Montagnier. Editor itu menuliskan pula catatan kecil, ''Sebaiknya Anda menunggu beberapa waktu lagi untuk menge- tahui hasilnya. Robert Gallo bekerja dua tahun sebelum menyebarluaskan penemuannya tentang HTLV.'' Namun aneh, sebulan kemudian datang permintaan resmi dari Institut Kesehatan Nasional AS kepada Montagnier, agar me- ngirimkan virus LAV. Utusan mereka, Czech Mikulas Popovic, dengan rendah hati mengakui bahwa mereka tidak dapat mengisolasi virus yang ditemukan Montagnier. Kali ini Lembaga Pasteur berhati-hati. Mereka minta Popovic menandatangani semacam kontrak. Isinya: virus itu hanya boleh digunakan untuk penelitian perbandingan, dan tidak digunakan untuk tujuan membuat reagensia (pelacak virus) dan penelitian lanjutan. Namun, April 1984, Montagnier terkejut setengah mati. Menteri Kesehatan AS Margaret Hackler mengumumkan bahwa virus penyebab AIDS telah ditemukan dan virus ini dibaptis dengan nama HTLV III. Tentunya mengikuti teori Robert Gallo bahwa virus penyebab AIDS ini termasuk keluarga HTLV I. Montagnier sadar bahwa Gallo menipunya. Bukan hanya memblokir penemuannya untuk lebih dulu mengumumkan penelitian HTLV III, tapi ada kemungkinan bahkan menggunakan pola LAV untuk menemukan HTLV III. Montagnier merasa belum pernah mendapat kesempatan melihat hasil penemuan Gallo, sementara penelitiannya sudah berkali-kali dilongok Gallo. Sejak saat ini Montagnier mulai melemparkan protes dan gugatan. Persahabatannya dengan Gallo putus. Namun, protes Montagnier tenggelam. Publikasi besar-besaran di Amerika menyudutkannya. Ia dianggap tidak kooperatif menghadapi ancaman AIDS. Dibandingkan Gallo yang tiba-tiba menjadi raksasa, Montagnier hampir tak ada artinya. Namun, ilmuwan Perancis itu gigih. Dan manipulasi Gallo akhirnya ketahuan juga. Gallo membuat kesalahan yang kentara. Dalam publikasinya yang menjelaskan perkembangbiakan HTLV III, ia menggunakan foto-foto LAV bikinan Montagnier. Sementara itu, hubungan antara HTLV III dan virus penyebab AIDS pun semakin kabur. Ada kesimpulan HTLV III adalah kesimpulan Gallo yang gagal. Namun ilmuwan ini memaksakan kebenarannya dengan mengklaim penelitian Montagnier. WHO (Organisasi Kesehatan Sedunia) pun pada akhirnya memutuskan untuk mengganti nama HTLV III dengan HIV (human immunodeficiency virus). Manipulasi itu yang membuat Badan Integritas Riset Departemen Kesehatan AS mengecam Gallo. Siasat yang dilakukan ilmuwan besar ini hampir tak masuk akal bisa dilakukan seorang ilmuwan. Dise- ngaja, direncanakan dengan nekat demi sebuah ambisi. Barangkali inilah manipulasi ilmu paling dramatis dalam sejarah penelitian. Sugrahetty Dyan K.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini