Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Efek Buruk Cahaya Biru Gadget terhadap Kesehatan

Cahaya biru intensitas tinggi dari rentan membahayakan mata

9 Agustus 2022 | 05.23 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ilustrasi main telepon genggam menjelang tidur/Phillips

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Cahaya biru atau blue light dari layar gawai (gadget) yang cukup tinggi lebih berkemungkinan menyebabkan kerusakan ketika diserap berbagai sel dalam tubuh manusia. Mengutip Harvard Health Publishing, cahaya biru tampak dengan panjang gelombang antara 400 nanometer dan 450 nanometer.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Persepsi manusia tentang warna terutama bergantung empat sel peka cahaya utama. Tiga fotoreseptor kerucut dan satu fotoreseptor batang. Keseluruhan sel berada di dalam retina.

Efek cahaya biru

Cahaya biru intensitas tinggi dari rentan membahayakan mata. Mengutip MedicineNet, pada malam cahaya biru cenderung menganggu ritme sirkadian atau jam biologis tubuh untuk tidur. Penggunaan perangkat digital dan diode pemancar cahaya (LED), cahaya biru bisa menyebabkan kurang tidur dan sering terbangun.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Salah satu cara utama paparan cahaya biru mengganggu tidur, karena hambatan hormon melatonin. Setelah matahari terbenam, tubuh secara alami meningkatkan produksi melatonin yang membantu tertidur. 

Cahaya biru mempengaruhi ritme sirkadian menganggu siklus tidur. Paparan berlebihan terhadap jenis cahaya ini yang berasal dari televisi, komputer, atau ponsel di malam hari membuat sulit tidur. Cahaya biru memiliki efek membatasi produksi melatonin.

Ketika menggunakan elektronik terang saat malam hari, maka membatasi kemampuan otak untuk memproduksi hormon tidur yang paling penting. Siklus tidur yang terganggu berakibat otak tak berfungsi secara normal saat pagi.

Cahaya biru-ungu berenergi tinggi di ujung bawah spektrum cahaya dekat sinar ultraviolet (UV) bisa menyebabkan kerusakan sel retina. Itu merupakan faktor risiko timbulnya degenerasi makula terkait usia. Ophthalmology Center Barcelona menyarankan agar membatasi waktu di depan layar yang memancarkan cahaya biru dalam dua jam sebelum tidur.

Merujuk Harvard Health Publishing, sebagian besar sumber cahaya pijar, seperti sinar matahari memiliki spektrum cahaya yang luas. Namun, diode pemancar cahaya (LED) menghasilkan puncak cahaya yang cenderung sempit. Hal ini memungkinkan cahaya dari LED dianggap hampir tak bisa dibedakan dari cahaya putih atau siang.

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus