Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Efek Kejang Lobus Temporal Saat Dejavu, Apa itu dan Gejalanya?

Dejavu bisa menjadi tanda gangguan neurologis, seperti kejang lobus temporal

15 Juni 2022 | 14.40 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Ketika seseorang merasa pernah mengalami keadaan tertentu pada masa lampau yang persis sama dialami sekarang itu menandakan dejavu atau déjà vu. Dalam bahasa Prancis déjà vu berarti, sudah (pernah) terlihat.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Mengutip Healthline, dejavu menggambarkan sensasi telah mengalami sesuatu. Pemandangan atau suara yang akrab bisa memicu perasaan itu. Sekitar 60 hingga 70 persen orang dengan kesehatan baik pernah mengalami beberapa bentuk dejavu selama hidupnya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dalam beberapa kasus, dejavu bisa menjadi tanda gangguan neurologis, seperti lobus temporal. Mengutip Penn Medicine, orang yang mempunyai riwayat epilepsi lobus temporal aktivitas sel sarafnya terganggu menyebabkan kejang. Lobus temporal menjadi faktor umum yang membentuk hubungan antara dejavu dan memori.

Kejang berkaitan semburan aktivitas listrik tak terkendali, itu menyebabkan sel saraf di otak macet. Kejang fokal yang singkat dan fakta mengenai orang biasanya tetap terjaga saat itu terjadi membuat sulit untuk mengenali sesuatu yang terjadi.

Terkadang kondisi itu diartikan lain, seseorang yang mengalami kejang fokal sebagai melamun atau menatap kejauhan. Kejang lobus temporal menghasilkan perasaan dejavu.

Gejala kejang lobus temporal berujung dejavu

  • Perasaan yang tiba-tiba dan tak bisa dijelaskan, seperti bergembira atau marah
  • Masalah mengendalikan otot
  • Kedutan di otot 
  • Sensasi yang melibatkan penglihatan, rasa, penciuman, pendengaran, dan sentuhan.
  • Merasa seolah-olah akan mengalami kejang.

Mengutip WebMD, kejang lobus temporal mempengaruhi kemampuan berinteraksi dengan orang lain. Biasanya berlangsung selama 30 detik hingga satu menit. Saat itu kehilangan kesadaran terhadap lingkungan sekitar atau menyadari telah duduk dan menatap ke kejauhan.

Setelah kejang lobus temporal berakhir, kemudian merasa bingung. Ini sulit untuk mengingat yang terjadi saat mengalami kejang. Kejang lobus temporal bisa menjadi kejang tonik klonik serius yang menyebabkan kehilangan kesadaran.

Kapan perlu berkonsultasi dengan dokter?

Kejang temporal yang bisa memperkecil hipokampus, bagian otak tempat memproses informasi dari luar, kemudian menyalurkannya untuk tersimpan sebagai memori.

Kondisi tertentu perlu memeriksakan diri ke dokter jika menduga gejala mengalami kejang temporal atau masalah neurologis lainnya penyebab dejavu, yaitu:

  • Kejang lebih dari 5 menit.
  • Mengalami kesulitan mengendalikan pernapasan setelah kejang
  • Tetap tidak sadar setelah mengalami kejang
  • Mengalami kejang kedua setelah yang pertama
  • Memiliki masalah medis lain seperti diabetes
  • Sedang hamil
  • Menyakiti diri sendiri saat kejang

KAKAK INDRA PURNAMA

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus