Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pendidikan

Apa Arti Dejavu? Ini Pengertian, Contoh dan Penyebabnya

Dejavu merupakan perasaan yang muncul seolah-olah pernah mengalami suatu situasi atau kejadian sebelumnya.

18 November 2024 | 06.59 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Dejavu adalah fenomena yang cukup sering dialami oleh banyak orang. Dejavu merupakan perasaan yang muncul ketika seseorang merasa seolah-olah pernah mengalami suatu situasi atau kejadian sebelumnya, padahal situasi sekarang adalah hal yang pertama kali dialami. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lantas, apa sebenarnya arti dari dejavu? Serta apa saja contohnya, dan apa yang menjadi penyebabnya? Mari simak penjelasannya lebih lanjut.

Pengertian Dejavu

Dalam bahasa Prancis, arti dejavu adalah sudah (pernah) terlihat. Dilansir dari Very Well Mind, dejavu menggambarkan perasaan seolah-olah seseorang pernah mengalami suatu hal sebelumnya, padahal kenyataannya belum pernah terjadi. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Konsep dejavu pertama kali disebut oleh Santo Agustinus, seorang filsuf kuno pada tahun 400 M sebagai “memori palsu”. Namun istilah ini pertama kali digunakan oleh seorang ilmuwan bernama Émile Boirac pada akhir tahun 1890.

Penyebab Dejavu dan Teorinya

Para peneliti sebenarnya agak sulit mempelajari dejavu. Tapi melansir dari laman Cleveland Clinic, Jean Khoury MD, seorang ahli saraf menjelaskan bahwa dejavu terjadi ketika otak menciptakan ilusi seolah-olah kita telah mengalami situasi yang sama sebelumnya, padahal itu adalah pengalaman baru. 

Fenomena ini diduga disebabkan oleh miskomunikasi kecil antara dua bagian otak yang bertanggung jawab atas ingatan dan perasaan akrab. Menurut Dr. Khoury, dejavu muncul akibat gangguan pada koneksi antara area otak yang mengatur memori dan keakraban.

Di kedua sisi kepala, tepat di atas pelipis, terdapat lobus temporal yang memainkan peran penting dalam mengingat kata-kata, mengenali tempat yang pernah dikunjungi, memahami bahasa, mengenali orang, dan menafsirkan emosi. 

Setiap lobus temporal memiliki hipokampus yang membantu menyimpan memori jangka pendek dan berperan dalam banyak fungsi tersebut. 

Terkadang, seperti pada kondisi tertentu, hipokampus dan jaringan otak di sekitarnya dapat teraktivasi, menimbulkan sensasi dejavu. “Hal ini menyebabkan terganggunya sistem memori pengenalan, yang menyebabkan Anda merasa familiar,” kata Dr. Khoury.

Contoh Pengalaman Dejavu

Dejavu bisa terjadi dalam berbagai situasi. Perasaan ini biasanya berlangsung selama beberapa detik hingga menit dan seringkali meninggalkan perasaan bingung atau aneh. Berikut adalah beberapa contoh umum:

1. Mengunjungi Tempat Baru

Misalnya, Anda bepergian ke suatu kota atau tempat wisata yang belum pernah dikunjungi sebelumnya, tetapi saat tiba di sana, Anda merasa bahwa pemandangan dan suasana tempat tersebut sangat familiar, seolah-olah Anda sudah pernah berada di sana sebelumnya.

2. Berbicara dengan Orang Asing

Contoh dejavu selanjutnya ketika Anda mungkin pernah mengalami percakapan dengan orang yang baru saja ditemui. Tapi dalam percakapan tersebut, Anda merasa bahwa topik pembicaraan dan cara orang tersebut berbicara sudah pernah terjadi sebelumnya.

3. Melakukan Aktivitas Sehari-hari

Terkadang, dalam aktivitas sehari-hari, seperti bekerja di kantor atau berjalan-jalan di taman, Anda mungkin merasakan bahwa setiap gerakan dan detail sekitarnya terasa akrab, meskipun itu adalah pengalaman baru.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus