Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Ring jantung atau stent merupakan alat khusus berbentuk tabung kecil yang dapat dimasukkan ke dalam saluran yang tersumbat. Pemasangan tersebut bertujuan agar aliran darah yang sebelumnya terhambat menjadi lancar kembali.
Siapa yang Membutuhkan Pemasangan Ring Jantung?
Ring jantung biasanya dipasang pada penderita penyakit jantung koroner. Penyakit tersebut terjadi ketika zat lemak yang disebut plak menumpuk di dalam arteri dan mengurangi aliran darah ke jantung.
Mengutip WebMD, plak juga dapat menyebabkan pembekuan darah yang menghalangi aliran darah ke jantung, yang kemudian menyebabkan serangan jantung.
Ring jantung memungkinkan arteri tetap terbuka, menurunkan risiko nyeri dada, serta dapat mengobati serangan jantung yang sedang berlangsung.
Dilansir dari Healthline, ring jantung juga berguna untuk mencegah pecahnya aneurisma di otak, aorta, atau pembuluh darah lainnya.
Selain pembuluh darah, ring darah dapat membuka salah satu saluran berikut :
1. Saluran empedu, yakni saluran yang membawa cairan empedu dari dan ke organ pencernaan
2. Bronkus, yakni saluran udara kecil di paru-paru
3. Ureter, yakni saluran yang membawa urin dari ginjal ke kandung kemih
Saluran-saluran tersebut dapat tersumbat atau rusak seperti halnya pembuluh darah.
Prosedur Pemasangan Ring Jantung
Untuk memasang ring jantung, dokter biasanya membuat sayatan kecil di pembuluh darah di selangkangan, lengan, atau leher. Selanjutnya, dokter akan memasukkan tabung tipis yang disebut kateter melalui pembuluh darah ke arteri yang tersumbat.
Tabung yang dimasukkan memiliki balon kecil di ujungnya. Balon tersebut dikembangkan di dalam arteri yang tersumbat sehingga arteri menjadi melebar dan darah dapat mengalir kembali.
Dokter kemudian menempatkan ring jantung di dalam arteri. Kateter dan balon akan dilepas, sementara ring jantung tetap di dalam untuk menjaga arteri tetap terbuka. Prosedur pemasangan ini umumnya memakan waktu sekitar satu jam.
Risiko Efek Samping Pemasangan Ring Jantung
Seperti prosedur bedah lainnya, pemasangan ring jantung juga memiliki beberapa risiko efek samping. Risiko yang mungkin terjadi antara lain :
- Pendarahan pada kulit yang menjadi lokasi dimasukkannya tabung
- Kerusakan pembuluh darah dari tabung
- Infeksi
- Detak jantung tidak beraturan
- Reaksi alergi terhadap obat atau pewarna yang digunakan selama prosedur
- Masalah pernapasan karena anestesi atau pemasangan ring jantung di bronkus
- Batu ginjal karena pemasangan ring jantung di ureter
- Stroke dan kejang
Terlepas dari risiko efek samping di atas, pasien yang membutuhkan ring jantung tetapi tidak memasangnya memiliki risiko kesehatan yang lebih besar. Ini karena pembuluh darah yang tersumbat dapat menimbulkan konsekuensi yang serius dan mematikan.
Apa yang Terjadi Setelah Pemasangan Ring Jantung?
Pasien yang telah menjalani prosedur pemasangan ring jantung mungkin merasakan sedikit nyeri di tempat sayatan. Nyeri tersebut dapat diatasi dengan obat penghilang rasa sakit ringan. Dokter mungkin juga meresepkan obat antikoagulan untuk mencegah penggumpalan darah.
Untuk memastikan tidak ada komplikasi yang terjadi setelah pemasangan ring jantung, pasien biasanya diminta untuk tetap berada di rumah sakit selama satu hingga beberapa hari. Saat kembali ke rumah, pasien disarankan untuk meminum banyak cairan dan membatasi aktivitas fisik untuk beberapa waktu.
SITI NUR RAHMAWATI
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini