Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Enam Gaya Hidup Sehat yang Bantu Hindari dari Kanker Usus Besar

Kanker usus besar dapat disebabkan oleh berbagai faktor di antaranya usia, genetik, serta gaya hidup tidak sehat. Lantas seperti apa gaya hidup yang disarankan?

6 Januari 2025 | 14.08 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ilustrasi kanker usus besar. shutterstock

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Kanker usus besar atau biasa disebut juga dengan kanker kolon atau kanker kolorektal dikenal sebagai salah satu jenis kanker yang paling mematikan di dunia. Di Indonesia, kanker ini menjadi kanker yang paling banyak diderita oleh pria. Namun kabar baiknya, kasus kanker itu bisa dicegah. Caranya dengan rutin mendeteksi dini, gaya hidup dan pola makan sehat.

Melansir dari Rumah Sakit Mitra Keluarga, American Cancer Society menjelaskna bahwa tidak ada penyebab pasti terjadinya kanker usus besar. Pada kasus-kasus yang terjadi kanker usus besar erat kaitannya dengan tumbuhnya polip pada usus. Polip merupakan tumor jinak yang semakin lama dapat berubah jadi tumor ganas. Pada kondisi demikian sel kanker dari tumor ganas dapat menyebar ke bagian-bagian tubuh yang lain melalui darah atau kelenjar getah bening. 

Melansir dari laman Rumah Sakit Siloam ada beberapa faktor yang memainkan peranan penting dalam meningkatkan risiko seseorang terkena kanker usus besar di antaranya faktor genetik, usia, penyakit tertentu seperti diabates, hingga gaya hidup yang tidak sehat. 

Seseorang yang memiliki riwayat keluarga pengidap kanker usubesar akan lebih berisiko terkena penyakit ini. Selain itu, dalam berbagai penelitian menunjukkan orang dengan usia 50 tahun ke atas juga lebih berisiko. Adapun penderita diabates memiliki risiko yang lebih tinggi terkena kankere usus besar karena kadar insulin yang tinggi dalam tubuhnya yang dapat memicu tumbuhnya sel kanker. Kandungan gula yang melebihi batas aman juga meningkatkan risiko terjadinya peradangan yang juga dapat memicu timbulnya sel kanker.

Penyebab lainnya yang dapat meningkatkan risiko terkena kanker usus besar berkaitan dengan pola hidup yang tidak sehat seperti jarang melakukan aktifitas fisik, mengonsumsi kalori dan lemak dalam jumlah berlebih, kurang konsumsi serta, serta konsumsi alkohol dan rokok dalam jangka panjang. 

Melansir dari laman Rumah Sakit Ciputra ada beberapa kebiasaan atau gaya hidup yang dapat mengurangi risiko terkena penyakit kanker usus, di antaranya yaitu:

1. Membatasi Konsumsi Daging Merah

Daging merah yang dikonsumsi dalam jumlah berlebih dapat meningkatkan risiko terkena kanker usus besar. Terutama daging yang dimasak dengan cara digoreng atau dibakar. Sebuah penelitian di Eropa pada 2005 yang dilakukan terhadap 48.000 orang menunjukkan bahwa orang mengonsumsi daging merah lebih banyak dengan rata-rata 5 ons per hari lebih berisiko mengalami kanker usus besar.  Selain itu, studi lainnya yang dilakukan pada 2015 mengungkapkan bahwa mengonsumsi daging merah olahan mampu meningkatkan risiko terkena kanker usus 20-30 persen.

2. Mengonsumsi Makanan Bergizi

Penelitian yang dilakukan pada 2015 mengungkapkan bahwa mengonsumsi makanan bergizi dapat menurunkan risiko terkena kanker usus besar hingga 49 persen. Melansir dari laman Kementerian Kesehatan ada beberapa makanan yang baik dikonsumsi untuk mencegah terjadinya kanker usus besar, di antaranya alpukat, jahe, ubi, dan yogurt. 

Alpukat merupakan jenis makanan yang tinggi serat dan dapat membantu melancarka pencernaan. Alpukat diketahui dapat mencegah timbulnya polip yang sering menjadi penyebab kanker usus besar. Selain alpukat makanan lainnya yang juga kaya akan serat gandum utuh, oatmeal, beras merah dan kacang-kacangan berwarna hitam.

Ubi kaya akan kandungan antioksidan yang dikenal dapat menangkal berbagai jenis kanker. Selain ubi, makanan yang juga dapat menngkal radikal bebas di antaranya ialah brokoli, bayam, dan wortel.

Jahe mengandung zat anti inflamasi yang juga dapat membunuh sel-sel penyebab kanker. Rempah lainnya yang memiliki fungsi sebagai anti inflamasi seperti jahe adalah kunyit, bawang putih, bawang merah dan oregano.

Yogurt yang mengandung probiotik yang dapat merangsang usus menghasilkan bakteri baikyang menjaga usu tetap sehat dan seimbang. Selain yogurt makanan lain yang memiliki fungsi sama dengan yogurt di antaranya adalah sup miso, acar, dan cuka sari apel.

3. Menghindari Alkohol

Badan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengonfirmasi bahwa ada hubungan antara alkohol dengan peningkatan risiko kanker usus besar. Oleh karena itu konsumsi alkohol sebaiknya dibatasi atau tidak dilakukan.

4. Berhenti Merokok

Melansir dari Rumah Sakit Siloam, rokok mengandung karsinogenik yang dapat menjadi pemicu tumbunya sel kanker, termasuk sel kankr pada usus. Sebuah studi menunjukkan bahwa mereka yang merokok memiliki risiko 50 persen lebih tinggi terkena kanker usus besar. 

5. Rutin Berolahraga

Olahraga memiliki sejumlah manfaat bagi kesehatan, salah satunya dapat memperkecil risiko terkena kanker usus besar. Studi yang dilakukan pada 2019 menunjukkan bahwa ktifitas fisik seperti olahraga dapat mencegah penyakit kanker usus besar. Rutin berolahraga juga dapat menurunkan risiko kematian dan kambuhnya kanker usus besar sebelum dan sesudah didiagnosis menderita kanker usus. 

6. Menjaga Berat Tubuh Ideal

Menurut Intitut Kanker Nasional Amerika orang yang menderita obesitas berisiko lebih besar terkena kanker usus yakni dengan persentase 30 persen dibanding dengan mereka yang memiliki berat badan ideal.  Sebuah karya ilmiah yang dipublikasi pada 2016 juga menyebut bahwa obesitas meningkatkan risiko seseorang terkena kanker usus besar.

Pilihan Editor: Ilmuwan Inggris Pakai Teknologi Luar Angkasa Lawan Kanker Usus

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus