Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo mengatakan game online yang mengandung konten kekerasan berpotensi merusak moral anak bangsa di masa depan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Kita sadar betul bahwa (segala bentuk aktivitas) anak tidak boleh diisi dengan hal-hal yang mempengaruhi template dan sikap moral mereka, salah satunya soal kekerasan,” kata Hasto.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menanggapi adanya wacana Kementerian Komunikasi dan Informatika soal pemblokiran game Free Fire, Hasto menyayangkan banyak anak memilih menghabiskan waktu untuk bermain game yang mengandung kekerasan. Padahal, jenis game tersebut dapat berbahaya bagi pembentukan sikap, perilaku, dan moral di masa tumbuh kembang anak. Selain merusak moral, Hasto menilai game yang mengandung kekerasan dapat merusak fungsi mata anak dan dibuktikan dengan banyaknya anak umur 5-6 tahun yang telah memakai kacamata.
“Baru usia 5-6 tahun sudah pakai kacamata tebal. Itu karena penggunaan matanya kuat sekali. Kalau dia melakukan akomodasi karena jarak mata dengan game atau handphone terlalu dekat, kerja mata akan lebih berat sehingga ada kelainan mata, namanya miopia,” ujarnya.
Orang tua harus mengawasi
Meski BKKBN memiliki program bina keluarga yang fokus kerjanya dibagi sesuai kategori usia, ia menilai pemerintah tidak dapat bergerak sendiri dan butuh bantuan orang tua untuk terus mengawasi serta mengedukasi anak terkait dampak buruk bermain game yang mengandung kekerasan.
Menurutnya, pola asuh yang diterapkan orang tua di rumah berperan penting dalam pembentukan karakter anak. Hasto juga mengaku akan mendukung Kemenkominfo untuk mempertimbangkan pemblokiran game online tersebut dengan tujuan menjaga kesehatan mental anak sekaligus menciptakan generasi yang berkarakter.
“Makanya, saya sangat mendukung untuk selamatkan anak-anak kita, untuk tidak terkena hal-hal yang berbau toksik seperti itu,” jelasnya.
Pilihan Editor: Anak Hobi Bermain Game, Orang Tua Diminta Perhatikan Ratingnya