Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Menurut American Cancer Society, kanker paru adalah penyebab kematian terbanyak karena kanker di Amerika Serikat dengan angka satu kematian dari lima kasus. Deteksi dini sangat penting untuk memperbesar harapan hidup sebelum kanker menyebar ke luar paru-paru.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baru-baru ini, U.S. Preventive Services Task Force menyarankan skrining tahunan kanker paru untuk yang berusia 50-80 tahun dengan riwayat perokok berat, masih merokok atau sudah berhenti dalam 15 tahun terakhir. Meski skrining dianjurkan pada perokok atau pernah merokok, bukan perokok pun bisa terserang kanker paru. Itulah pentingnya mengetahui riwayat keluarga, lingkungan tempat tinggal, juga gejala dan berkonsultasi ke dokter.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Kanker paru pada bukan perokok bisa karena hidup dengan perokok atau karena faktor genetik, terutama yang punya anggota keluarga dekat yang menderita kanker paru dan tidak merokok. Bisa juga karena faktor lingkungan seperti paparan radon, arsenik pada debu, dan bahkan asbes, yang memperbesar risiko kanker paru," kata Daniel J. Boffa, direktur klinis Pusat Kanker Paru di Pusat Kanker Yale, kepada HuffPost.
Berikut gejala kanker paru-paru yang sering tak disadari.
Tanpa gejala sama sekali
Ini yang paling perlu diwaspadai. Penderita kanker paru stadium awal sering tak merasakan gejala. Seringkali, ketika kanker paru sudah memasuki stadium 3 dan 4, barulah gejala muncul.
"Itulah pentingnya skrining kanker paru. Skrining kanker paru bisa mendeteksi kanker paru pada tahap awal saat pasien tak merasakan gejala dan merasa sehat-sehat saja, dan ketika penyakit masih lebih mudah diobati," ujar Jeffrey Yang Chi-Fu, pakar bedah toraks di Rumah Sakit Umum Massachusetts dan pendiri Inisiatif Skrining Kanker Paru Amerika.
Nyeri dada
Gejala kanker paru-paru tak sama pada setiap orang. "Jika ada, gejalanya bisa muncul akibat efek kanker pada sebagian dada, yang bisa menyebabkan nyeri dada, batuk berdarah, dan sesak napas," papar Boffa.
Namun ia menjelaskan gejala tersebut tak selalu terkait kanker paru, bisa juga karena kondisi lain, sehingga mendiagnosis kanker paru menjadi sulit, terutama pada orang yang lebih muda.
Batuk berkepanjangan
Batuk yang tak sembuh dalam dua minggu atau lebih, terutama tanpa disertai penyakit lain, perlu diwaspadai. Batuk dalam waktu lama biasanya terkait kanker paru stadium 3 atau 4, kata Yang. Batuk berkepanjangan juga bisa jadi gejala pneumonia. Sebanyak 50-70 persen penderita kanker paru juga mengalami pneumonia atau infeksi paru karena melemahnya sistem imun.
Nyeri di bagian tubuh lain
"Ketika telah menyebar ke bagian tubuh lain, kanker paru bisa memunculkan gejala di area tersebut, seperti sakit kepala, nyeri di tulang di punggung atau panggul," papar Boffa.
Jika mengalami gejala-gejala di atas, penting bagi tenaga medis untuk mengetahui penyebabnya dan perawatan yang dibutuhkan.
Pilihan Editor: Pulmonolog Ingatkan Merokok Penyebab 85 Persen Kasus Kanker Paru