Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Kesehatan

Gejala Refluks Asam Lambung dan Pengobatannya

Gejala refluks asam lambung umumnya adalah mual, sakit bagian dada, nyeri saat menelan, termasuk kesulitan menelan, suara serak, dan bau mulut.

22 Agustus 2022 | 15.11 WIB

Ilustrasi gerd. Pexels/Agafonova
Perbesar
Ilustrasi gerd. Pexels/Agafonova

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Sebagian orang menghindari minuman yang mengandung kafein atau makanan pedas dan asam dengan alasan punya penyakit asam lambung. Seperti apa penyakit asam lambung itu? Berikut penjelasan asam lambung naik menurut Mediakom Kemenkes RI dan Healthline.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Apa itu penyakit asam lambung naik? Penyakit asam lambung naik atau refluks asam lambung terjadi ketika otot sfingter yang berada di ujung kerongkongan tidak dapat bekerja seperti biasa sehingga memicu naiknya asam lambung kembali ke kerongkongan dan menyebabkan maag. Maag ini merupakan tanda utama GERD atau Gastroesophageal reflux disease. Aliran asam ini dapat menyebabkan lapisan dalam kerongkongan teriritasi. Saat asam lambung naik dan memicu gerd, beberapa orang akan mengalami rasa pahit di bagian belakang mulut dan juga naiknya makanan ataupun cairan dari perut ke mulut. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Apa saja gejalanya? Gejala GERD umumnya adalah mual, sakit bagian dada, nyeri saat menelan, termasuk kesulitan menelan, suara serak, dan bau mulut. Saat GERD terjadi pada malam hari, umumnya penderita akan mengalami batuk kronis, radang tenggorokan, asma, dan gangguan tidur. Orang dengan kondisi berikut dapat meningkatkan risiko terkena GERD:

-Obesitas 
-Perokok 
-Sering makan dalam porsi yang besar atau telat makan malam. 
-Sering berbaring setelah makan.
-Makan banyak makanan yang digoreng.
-Sering mengonsumsi minuman atau makanan yang mengandung kafein.
-Sedang dalam pengobatan yang menggunakan banyak obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID) seperti aspirin dan ibuprofen.
-Punya gangguan jaringan ikat pada tubuh seperti skleroderma.
-Sedang hamil
-Perut kosong
-Penderita hernia hiatus 

Bagaimana pengobatannya? Untuk mengobati GERD, umumnya dokter akan memberikan obat seperti antasida, H2 blocker seperti pepcid AC, juga inhibitor pompa proton seperti prilosec. Antasida hanya digunakan untuk mengobati GERD ringan. Sementara pepcid AC dan prilosec bekerja menurunkan jumlah asam yang dihasilkan oleh lambung. 

Perbedaan antara pepcid AC dan prilosec adalah prilosec juga dapat membantu penyembuhan lapisan esofagus atau lapisan yang ada dalam kerongkongan yang rusak karena GERD. Meskipun obat-obatan dan perubahan gaya hidup bisa mengatasi gejala, terkadang diperlukan juga pembedahan.  

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus