Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Meski mengandung protein tinggi, telur diketahui menjadi salah satu penyebab umum reaksi alergi pada bayi dan anak-anak. Para dokter merekomendasikan agar menunggu usia bayi sampai 12 bulan untuk bisa makan telur. Mengingat kondisi tiap anak berbeda, apabila ada gejala alergi telur segera lakukan cara mengatasinya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Alergi telur terjadi ketika sistem imun tubuh menjadi peka dan bereaksi berlebihan terhadap protein dalam telur. Saat telur dimakan, tubuh mengenali protein sebagai senyawa asing dan mengirimkan bahan kimia untuk untuk melawannya. Bahan kimia tersebut menyebabkan gejala reaksi alergi, mengutip Acaai.org.
Gejala Alergi Telur pada Anak
Reaksi alergi telur dapat mempengaruhi kulit, sistem pencernaan, pernapasan, dan kardiovaskular. Ketika orangtua menemui anak yang merasa sakit dengan ruam atau perut setelah menyantap telur, segera lakukan pemeriksaan ke dokter ahli alergi. Selain itu, berikut sejumlah gejala alergi telur pada anak seperti dilansir dari Healthline:
- Gatal-gatal, ruam, hingga bengkak;
- Diare, mual, muntah, atau nyeri;
- Gatal di sekitar mulut;
- Mengi, pilek, atau kesulitan bernapas;
- Detak jantung cepat, tekanan darah rendah.
Tingkat keparahan gejala masih bergantung pada sistem kekebalan tubuh dan jumlah telur yang dikonsumsi anak. Dalam kasus yang jarang terjadi, anak mungkin mengalami reaksi yang lebih serius yang disebut anafilaksis. Gejalanya termasuk masalah pernapasan dan penurunan darah.
Kiat Mengatasi Anak Alergi Telur
Melansir Babycenter, cara terbaik untuk mengatasi alergi telur adalah dengan menghindari makan telur. Sayangnya, telur merupakan bahan tersembunyi di banyak makanan, termasuk sup kalengan, saus salad, es krim, dan banyak hidangan berbahan dasar daging, seperti bakso dan meatloaf.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Anak dengan alergi telur terkadang dapat mentolerir makanan yang dipanggang dan makanan mengandung telur lain yang telah dipanaskan dalam waktu lama pada suhu tinggi. Namun, tidak ada cara untuk memprediksi kapan atau apakah anak yang alergi telur dapat dengan aman menoleransi produk apa pun yang mengandung telur. Konsultasikan lebih lanjut terkait hal ini pada dokter ahli alergi makanan.
HARIS SETYAWAN