Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pemakaian gula aren sebagai pemanis alternatif di berbagai minuman kekinian menjadi hal yang sedang tren. Gula pasir semakin dipinggirkan. Bukan kalah dari segi rasanya, tetapi karena gula aren memiliki dan cocok dikonsumsi untuk penderita diabetes, yang tidak menghasilkan cukup insulin atau resisten terhadap insulin.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dibandingkan dengan gula merah dan gula pasir, gula aren lebih tinggi kalium, magnesium, seng, zat besi, fosfor, nitrogen, dan natrium. Gula pasir juga termasuk sumber makanan yang hanya tinggi kalori saja tapi gizinya minim. Berbeda dengan gula aren yang kaya akan mineral yang diperlukan tubuh.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Gula aren juga kaya akan vitamin B8 (inositol), asam folat, vitamin B1 (tiamin), dan vitamin B2 (riboflavin) yang berfungsi untuk membentuk sel-sel sehat.
Tak hanya itu, gula aren ini juga jauh mengungguli gula putih dalam hal nilai glikemik. Nilai glikemik gula aren lebih rendah daripada gula pasir putih biasa. Gula putih memiliki nilai indeks glikemik di angka 100, sedangkan gula aren hanya 35. Tingginya nilai glikemik berpengaruh terhadap kenaikan darah seseorang.
Jadi, jika dibandingkan dengan gula pasir, gula aren memiliki gizi yang lebih tinggi dan pantas dijadikan alternatif sebagai pemanis yang lebih sehat. Namun bukan berarti diperbolehkan untuk mengonsumsi banyak-banyak, karena jika berlebihan juga bisa menyebabkan naiknya kadar gula darah dan mengubah manfaatnya menjadi bahaya.
TEGUH ARIF ROMADHON