Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Luar Negeri menerima hibah ratusan batik dari pendiri BIN House, Josephine Komara dan Yayasan Batik Indonesia dalam memperingati Hari Batik Nasional. Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi menerima hibah tersebut sebagai bagian dari diplomasi batik yang akan dilakukan di setiap kantor kedutaan Indonesia di luar negeri.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Sebagai ujung tombak diplomasi Indonesia, kami akan terus berupaya agar batik semakin dikenal lewat berbagai kesempatan untuk tampil di panggung dunia," kata Retno Marsudi dalam jumpa daring "Hibah Batik dari BIN House dan Peminjaman Batik Lawas dari Yayasan Batik Indonesia pada Perwakilan RI di Luar Negeri", Sabtu 2 Oktober 2021. Setiap 2 Oktober merupakan Hari Batik Nasional karena pada tanggal itu di 2009, UNESCO menetapkan batik sebagai warisan kemanusiaan untuk budaya lisan dan nonbendawi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Retno Marsudi menjelaskan, salah satu bentuk diplomasi batik yang baru-baru ini berlangsung adalah munculnya batik Papua dalam ajang New York Fashion Week. Ada pula pameran pesona batik Indonesia di Museum All Russian Democratic Art, Moskow, yang berjalan selama satu bulan.Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi dan pendiri BIN House, Josephine Komara atau biasa disapa Obin dalam jumpa daring Hibah Batik dari BIN House dan Peminjaman Batik Lawas dari Yayasan Batik Indonesia pada Perwakilan RI di Luar Negeri, Sabtu 2 Oktober 2021. TEMPO | Laurensia Fayola
Pada kesempatan itu, Josephine Komara atau biasa disapa Obin menghibahkan kain batik dari butik BIN House. Kain batik tersebut akan dipasang di setiap kedutaan dan perwakilan Indonesia di seluruh dunia. "Kain-kain ini adalah hasil pintalan, tenunan, dan penyampingan tangan," kata dia.
Total ada 132 hibah batik dari Obin. Pada setiap kain terdapat catatan yang berisi informasi mengenai asal kain, proses pembuatan, dan artinya. Ada pula peminjaman koleksi batik lawas yang berusia lebih dari 20 tahun pada 15 kantor perwakilan Indonesia di mancanegara, serta hibah 10 ribu masker batik dari Yayasan Batik Indonesia.
Retno Marsudi menambahkan, tahun depan Indonesia akan menjadi tuan rumah konferensi dunia tentang ekonomi kreatif dan terselenggaranya KTT G20. Retno berharap kegiatan tersebut membuka kesempatan untuk menunjukkan keunggulan produk Indonesia, termasuk batik.
LAURENSIA FAYOLA
Baca juga:
Hari Batik Nasional, Sanggar Olah Seni Bandung Mengenalkan Batik Lilin Dingin