Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Heartburn adalah rasa sakit dan tidak nyaman serta sensasi terbakar di dasar tenggorokan atau dada atas, biasanya tepat di balik tulang dada. Penyebab umumnya naiknya asam lambung dan heartburn adalah gejalanya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Meski biasanya tak berbahaya, terkadang kondisi ini bisa membuat cemas jika sering terjadi. Ketika naiknya asam lambung berkembang menjadi kondisi yang lebih mengkhawatirkan seperti GERD, maka bisa berdampak pada kerongkongan dan menyebabkan kanker esofagus.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Memahami penyebab bisa membantu menghindari ketidaknyamanan dan pengalaman tak menyenangkan karena sering mengalami heartburn. Apalgi kondisi ini bisa muncul karena berbagai alasan, meski penyebab utamanya naiknya asam lambung.
Asam lambung naik ketika asam dari lambung berulang kali naik ke kerongkongan. Dr. Jamie Bering, gastroenterolog di Mayo Clinic Arizona, menjelaskan pada dasar kerongkongan ada sekelompok otot yang disebut lower esophageal sphincter, yang biasanya bertugas untuk mencegah asam dan isi lambung naik ke kerongkongan. Jika penghadang itu tak berfungsi baik akibatnya asam lambung pun naik ke kerongkongan.
Faktor penyebab
Penyebab kegagalan fungsi itu pun beragam, bisa karena fungsi otot di dasar kerongkongan, pergerakan usus yang berlebihan, atau masalah hernia. "Penelitian baru-baru ini juga menyebut heartburn juga bisa dipengaruhi keturunan, meski masih dibutuhkan lebih banyak penelitian lagi," ujar Bering, dikutip dari USA Today.
Faktor lain penyebab heartburn adalah kebiasaan makan, kehamilan, obesitas, dan obat-obatan tertentu yang berefek samping pada kenaikan asam lambung. Beberapa makanan yang bisa menjadi pemicu di antaranya buah-buahan keluarga sitrus, makanan yang digoreng, minuman berkarbonasi, mint, alkohol, dan makanan asam atau pedas.
Pilihan makanan dan gaya hidup bisa mempengaruhi seperti makan terlalu cepat atau berbaring setelah makan. Gejalanya pun berbeda pada masing-masing orang.
"Sebagian orang hanya mengalami gejala ringan sedangkan sebagian lagi lebih sering mengalami heartburn dengan gejala tambahan seperti gumoh asam dan peradangan di kerongkongan," jelas Bering.
Pilihan Editor: Alasan Tak Boleh Sepelekan Heartburn meski Tak Berbahaya