Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Penyakit hepatitis A yang menjadi kejadian luar biasa atau KLB di Pacitan, Jawa Timur, tergolong tergolong ringan dibandingkan dengan hepatitis B atau C. Penyakit ini juga mudah disembuhkan asal ditangani dengan cepat.
Baca juga: KLB Hepatitis A di Pacitan, Cek Gejala dan Cara Menghindarinya
Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Prof Dr dr Ari Fahrial Syam, Sp.PD-KGEH, MMB mengatakan, pasien dengan hepatitis A biasanya datang ke tenaga kesehatan sudah kuning dan buang air kecil seperti air teh. Gejala yang timbul bisa ringan sampai berat bahkan jika terjadi hepatitis fulminan akibat virus hepatitis A ini dapat menyebabkan kematian.
Meski bisa berakibat fatal, penyakit ini bisa disembuhkan total. "Penyakit ini bisa sembuh total dan yang penting pasien harus istirahat penuh," kata kata Ari Fahrial saat dihubungi Antara di Jakarta, Jumat, 28 Juni 2019.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Ari Fahrial, obat-obat yang diberikan, sifatnya hanya menghilangkan gejala yang muncul seperti obat antidiare atau pereda mual.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ia menambahkan jika demam diberikan obat antidemam, dan jika lemas diberikan vitamin serta asupan makannya diperhatikan. Obat suplemen hati kadang kala diberikan untuk mengurangi peradangan hati yang terjadi.
Penanganan pasien, katanya, memang perlu diisolasi dan tidak tidur sekamar dengan orang sehat. Di RS pun biasanya pasien tidur hanya sendiri di kamar dan dipisah dengan pasien lain.
Sebagian pasien dengan gejala ringan tidak perlu dirawat, tetapi jika pasien mengalami mual, muntah dan tidak mau makan sebaiknya memang dirawat untuk mendapat infus cairan dan makanan.
"Hepatitis virus A tidak bisa menjadi hepatitis B. Karena memang virus penyebabnya berbeda," kata Ari Fahrial Syam.
Baca juga: Jumlah Penderita 577 Orang, Pacitan Tetapkan KLB Hepatitis A
ANTARA